- Tim tvOne - Lucas Didit
Tak Ada Lagi Air dan Makanan, Kawanan Kera Kawasan Wisata Nglanggeran Turun Gunung Jarah Pemukiman
Gunungkidul, tvOnenews.com - Tak hanya memicu krisis air bersih, kemarau berkepanjangan yang terjadi di Gunungkidul juga berdampak pada menipisnya stok makanan pada hewan liar di hutan, seperti halnya kera.
Hal ini seperti yang terjadi di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Kapanewon Patuk, Gunungkidul, di mana kawanan kera ekor panjang mulai turun gunung dan bahkan masuk ke sejumlah rumah warga.
Menurut Ketua Pengelola Desa Wisata Nglanggeran, Mursidi, permasalahan monyet ekor panjang ini selalu terjadi setiap tahun, dan ancaman makin meningkat manakala musim kemarau berkepanjangan.
“Kalau kawanan monyet turun gunung memang meresahkan. Ya, mau gimana lagi, wong sumber air dan makanan di atas gunung sudah habis,” kata Mursidi, Rabu (25/10/2023).
Yang meresahkan, lanjut Mursidi, kera ekor panjang tersebut tak hanya memasuki area pendopo dan pintu masuk Gunung Api Purba, kini hewan primata ini bahkan sudah masuk ke rumah-rumah warga dan mengambil yang mereka suka.
“Kalau dulu-dulu hanya mengambil barang dagangan milik pedagang di sini. Tapi sekarang asal comot aja, seperti mengambil telur ayam di kandang. Dan kalau datang kawanan itu jumlahnya mencapai puluhan ekor,” ujarnya.
Selain itu, kawanan kera ekor panjang ini juga sudah merusak tanaman pangan dan buah-buahan baik yang ada di ladang maupun di pekarangan rumah warga.
"Berulang kali dilakukan penanaman bibit pohon buah-buahan untuk mengantisipasi serangan kera. Tapi belum sampai bibit pohon buah tumbuh besar sudah dirusak kera," keluhnya.
Senada juga diungkapkan Nawan, seorang warga Padukuhan Plumbungan, Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk, yang terletak di kaki Gunung Api Purba Nglanggeran.
Menurutnya, kawanan kera itu masuk ke pemukiman warga dan menjarah barang-barang yang dijumpainya, karena sudah tidak ada lagi makanan dan sumber air di habitatnya .
“Kalau sudah kehabisan makanan dan tidak ada air lagi pasti mereka (kera) turun dan mencari makanan di pemukiman warga,” ungkapnya.
Meski tidak sampai menganggu aktivitas pariwisata di Nglanggeran, namun ia berharap ada solusi untuk masalah ini. (Ldhp/Dan)