- Tim tvOne - Nuryanto
Gencarkan Razia, Satpol PP DIY Ungkap Penghasilan Pengemis di Yogyakarta Capai Rp15 Juta Per Bulan
Yogyakarta, tvOnenews.com - Jaringan pengemis di wilayah Yogyakarta ternyata membuat geleng kepala karena memiliki penghasilan cukup fantastis. Dari temuan Satpol PP DIY penghasilan pengemis minimal 500 ribu per hari atau sekitar 15 juta rupiah per bulan.
Kepala Satuan Pamong Praja (Satpol PP) DIY, Noviar Rahmad menegaskan, pihaknya terus melakukan razia untuk menertibkan para pengemis dan gelandangan (Gepeng) di seluruh lokasi baik kota maupun kabupaten.
Keberadaan para pengemis tersebut mulai dirasakan cukup meresahkan terutama warga dan wisatawan.
"Dari hasil temuan kami, terkait penertiban pengemis itu sudah diatur dalam Perda No 1 Tahun 2014 tentang Gelandangan dan Pengemis. Nah kami rutin menjalankan operasi di jalanan, dan dari hasil temuan kami mereka itu sebenarnya tidak miskin, karena apa, dari penelusuran kami di lapangan penghasilan mereka cukup tinggi minimal 500 ribu perhari," ungkap Noviar.
Menurut Noviar, ketika dilakukan pembinaan setelah dilakukan razia itu, para pengemis yang diamankan dan dilakukan pembinaan, kemudian dikembalikan ke masyarakat pun para pengemis bisa kembali lagi ke jalanan.
"Meski sudah dibina berulangkali dan dikembalikan ke masyarakat, nanti kembali lagi ke jalanan melakukan pengemisan. Karena para pengemis merasa penghasilan seperti itu susah dicari untuk pekerjaan yang lain," jelas Noviar.
Dari temuan di lapangan, banyak pengemis melakukan operasinya di beberapa titik keramaian seperti di lampu merah maupun lokasi wisata.
Berbagai upaya ditempuh Satpol PP DIY mulai dari bersinergi dengan Dinas Sosial, maupun kerjasama lintas provinsi dalam menangani gelandangan pengemis (Gepeng).
"Jadi gini, sebetulnya kita selalu bersinergi dengan Dinas Sosial, ketika misalnya ktia tangkap di jalanan akan diserahkan ke Dinas Sosial untuk dilakukan pembinanaan. Kita juga bekerjasama melalui Majelis Praja Utama dengan 10 provinsi yang ada di Indonesua, jadi pengemis yang diamankan di Kota Yogyakarta, akan dikembalikan ke wilayah asal, begitu sebaliknya," ujar Noviar.
Para gelandangan bisanya melancarkan aksi di jalanan seperti lamlu merah terutama di hari-hari libur. Selain siang hari, para pengemis akan semakin banyak menjelang sore hingga malam hari.
Persoalan gelandangan pengemis ini juga perlu kesadaran warga maupun wisatawan untuk tidak perlu memberi kepada pengemis tersebut.
"Harapannya warga maupun wisatawan tidak perlu memberi kepada pengemis, kalo ingin bersedekah bisa disalurkan melalui lembaga yang ada maupun mereka yang membutuhkan," pungkas Noviar. (nur/buz)