Desember 2022, Pematangsiantar Penyumbang Inflasi Tertinggi Kedua di Sumut Setelah Gunung Sitoli.
Sumber :
  • Tim TvOne/Daud Sitohang

Desember 2022, Pematangsiantar Penyumbang Inflasi Tertinggi Kedua di Sumut Setelah Gunung Sitoli

Jumat, 6 Januari 2023 - 16:02 WIB

Pematang Siantar, Sumatera Utara - Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Kota Pematang Siantar pada periode Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 1,61 persen (mtm). Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi bulan November 2022 yang deflasi sebesar -0,08 persen (mtm). Dengan realisasi tersebut, sepanjang tahun 2022 Kota Pematang Siantar mengalami inflasi sebesar 6,17 persen (yoy).


Secara bulanan (mtm), Kota Pematang Siantar tercatat mengalami inflasi tertinggi kedua dibandingkan seluruh kota IHK di Sumatera Utara Desember 2022. Hal ini diungkapkan Kepala Wilayah Bank Indonesia Kota Pematang Siantar, Teuku Munandar, Jumat (6/1/2023).

 
Menurut Munandar, Kota Gunung Sitoli tercatat mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,79 persen (mtm), diikuti oleh Kota Pematang Siantar, Kota Medan, Kota Sibolga, dan Kota Padang Sidempuan yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,61 persen (mtm), 1,54 persen (mtm), 1,44 persen (mtm), 0,64 persen (mtm).


Inflasi di Kota Pematang Siantar pada Desember 2022 utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, beras, dan daging ayam ras. Cabai merah mengalami inflasi sebesar 42,29 persen (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,25 persen. 


Sementara itu, beras dan daging ayam ras masing-masing mengalami inflasi sebesar 4,06 persen (mtm) dan 18,91 persen (mtm) dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,19 persen dan 0,16 persen.


Harga cabai merah di Pematang Siantar mengalami inflasi di Desember 2022 setelah sebelumnya mengalami deflasi selama 4 bulan berturut-turut. Hal tersebut tidak terlepas dari peningkatan konsumsi cabai merah menjelang Nataru. Selain itu, cabai merah saat ini telah melewati masa panen raya dan memasuki masa akhir panen, sehingga stok cabai merah mulai menipis di akhir tahun 2022.


Sementara itu, inflasi pada beras tidak terlepas dari adanya peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Nataru dan transmisi kenaikan harga BBM ke biaya produksi petani.


Di tingkat petani, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) meningkat 5,62 persen (yoy) menjadi Rp 5.041 di Desember 2022, sementara harga Gabah Kering Giling (GKG) meningkat 10,55 persen (yoy) menjadi Rp 5.599 di Desember 2022. Selanjutnya, peningkatan harga daging ayam ras di Desember 2022 tidak terlepas dari adanya peningkatan konsumsi masyarakat dan kenaikan harga pakan ternak.


Tekanan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi yang terjadi di beberapa komoditas diantaranya daging babi, bawang merah, dan besi beton. Daging babi mengalami deflasi sebesar -8,02 persen (mtm) dengan andil deflasi sebesar -0,07 persen. Sementara itu, bawang merah dan besi beton masing-masing mengalami deflasi sebesar -6,74 persen (mtm) dan -12,98 persen (mtm) dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,04 persen dan -0,01 persen.


Pasokan daging babi yang terjaga mendorong terjadinya deflasi pada daging babi. Pasokan daging babi di Kota Pematang Siantar umumnya berasal dari Simarjarunjung dan beberapa peternak lain di Kabupaten Simalungun. Selain itu, peningkatan konsumsi daging babi menjelang Nataru juga tidak setinggi yang diprakirakan akibat sebelumnya merebak isu virus hog cholera pada ternak babi. Sementara itu, deflasi yang terjadi di bawang merah utamanya didorong oleh masuknya pasokan bawang dari Kabupaten Samosir.

"Berdasarkan kelompok pengeluaran, tekanan inflasi utamanya disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 4,20 persen (mtm) dengan andil deflasi sebesar 1,57 persen. Disusul oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta pakaian dan alas kaki yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,53 persen (mtm) dan 0,17 persen (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen dan 0,01persen,” sebut Munandar. 


Masih menurut Munandar, berdasarkan disagregasi inflasi, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 6,18 persen (mtm) dengan andil deflasi sebesar 1,51 persen. Sementara itu, kelompok inflasi inti dan administered price masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm) dan 0,10 persen (mtm) dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,02 persen.


Secara tahunan, inflasi di tahun 2022 disumbang oleh kelompok administered price yang mengalami inflasi sebesar 11,74 persen (yoy) dengan andil inflasi sebesar 2,56 persen, disusul oleh volatile food dan inflasi inti sebesar 7,38 persen (yoy) dan 3,30 persen (yoy) dengan andil inflasi masing-masing sebesar 1,84 persen dan 1,76 persen.


"Dalam upaya untuk mengendalikan inflasi di bulan Desember tahun 2022, TPID kabupaten dan kota di wilayah kerja KPWBI Pematang Siantar telah melaksanakan beberapa program, diantaranya dengan melakukan monitoring harga komoditas melalui PIHPS maupun harga Diskoperindag, intensifikasi pasar murah sebagai quick wins pengendalian inflasi, dengan melaksanakan pasar murah di 20 titik di Kota Pematang Siantar. Dan terakhir melakukan kegiatan urban farming di 5 kabupaten dan kota wilayah kerja Bank Indonesia, serta pemberian pupuk dan penyemprotan pestisida,” tutup Munandar. (dsg/wna)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:10
01:29
03:46
02:20
01:37
02:13
Viral