- Istimewa
Mahasiswa UNIMED Sulap Limbah Sawit dan Plastik Jadi Bahan Penyerap Polutan Industri
Medan, tvOnenews.com - Inovasi ramah lingkungan kembali lahir dari tangan mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED). Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE), tim mahasiswa Kimia UNIMED berhasil menciptakan bahan adsorben dari limbah tandan kosong kelapa sawit dan botol plastik bekas.
Tim yang diketuai Adryansyah Anugrah Pratama (Kimia 2022) bersama anggota Giovani Mei Anggasta Telaumbanua (Kimia 2022), Mega Elsa Pardede (Kimia 2023), Sondang Ribka Simbolon (Teknik Sipil 2024), dan Wesly Yeremia Zega (Teknik Sipil 2023) ini dibimbing oleh Moondra Zubir, Ph.D dari Jurusan Kimia UNIMED. Mereka mengusung penelitian berjudul “Sintesis Komposit Polimer Berpori dari Limbah Plastik dengan Karbon Aktif Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Adsorpsi Limbah Cair Industri Sawit.”
Dalam riset tersebut, tim berhasil mengembangkan komposit karbon aktif berbasis limbah tandan kosong kelapa sawit dengan material polimer sintetik Metal Organic Frameworks (MOFs). Material ini menggunakan logam ion Cu(II) sebagai atom pusat dan asam tereftalat sebagai ligan yang diperoleh dari daur ulang botol plastik PET.
“Inovasi ini bukan hanya memberikan solusi dalam pengelolaan limbah, tetapi juga membuka peluang aplikasi yang luas, mulai dari penyaringan air, penyerapan gas berbahaya, hingga pengembangan energi bersih,” ujar Adryansyah, Ketua Tim Peneliti.
Penelitian ini menjadi langkah nyata dalam menjawab dua persoalan lingkungan sekaligus: limbah padat perkebunan sawit dan sampah plastik. Dengan pendekatan sains material, limbah diolah menjadi bahan fungsional bernilai tinggi yang mampu menyerap logam berat seperti Fe(II), Cu(II), dan Zn(II) serta kandungan amonia yang terdapat dalam limbah cair industri sawit.
Proses aktivasi tandan kosong kelapa sawit menghasilkan karbon aktif berkualitas, sementara pengolahan limbah botol plastik menjadi asam tereftalat membentuk komposit KA–Cu(TAC)₂. Kombinasi ini menghasilkan material berpori dengan luas permukaan tinggi, stabilitas kuat, dan kemampuan penyerapan yang lebih unggul dibanding karbon aktif konvensional.
Lebih jauh, riset ini diharapkan menjadi teknologi hijau alternatif dalam mendukung keberlanjutan industri sawit sekaligus mengurangi tumpukan sampah plastik di lingkungan.