- tim tvOne/Kurnia
Menyusuri Warisan Budaya Tiongkok di Tanjungpinang sebagai Daya Tarik Wisata
Lalu ada Vihara Avalokitesvara Graha yang terletak di kawasan Kelurahan Air Raja, persisnya di KM 14 jalur lintas Tanjungpinang-Tanjunguban. Vihara diresmikan pada bulan Juni 2009 ini disebut merupakan vihara terbesar se-Asia Tenggara. Vihara ini memiliki keunikan, di antaranya adanya sebuah patung Dwi Kuan Yin Phu Sha dalam posisi duduk.
Patung setinggi 16,8 meter yang kemudian dinobatkan Museum Rekor Indonesia menjadi patung Dewi Kuan Yin terbesar yang ada di dalam ruangan. Yang tak kalah menarik lainnya adalah Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, atau dikenal dengan sebutan Vihara Patung Seribu.
Penamaan Patung Seribu yang disematkan kepada vihara terletak di Jalan Asia Afrika KM 14 Tanjungpinang ini disebabkan adanya ratusan patung dewa. Uniknya lagi semua patung dewa yang ada di dalam vihara ini memiliki karakter berbeda. Sebagian besar patung yang didatangkan langsung dari Tiongkok ini memiliki ketinggian layaknya manusia pada umumnya.
Terbaru adalah bangunan Pagoda Sata Sahasra Buddha yang berdiri di sebelah Vihara Avalokitesvara. Pagoda ini merupakan Pagoda tertinggi di indonesia yang beru diresmikan bulan Juli tahun 2023 lalu.
Tradisi yang Masih Berlangsung
Selain bangunan serta ornamen Tiongkok di kawasan pecinan Senggarang serta Kota Tua Tanjungpinang yang dapat ditemui hingga kini, eksistensi keberadaan warga etnis Tionghoa di Tanjungpinang dapat dilihat dari masih tradisi yang masih berlangsung hingga kini.
Beberapa tradisi masyarakat etnis Tionghoa di Tanjungpinang diantaranya berupa ritual keselamatan laut. Ritual serupa masih rutin diselenggarakan setiap tahun oleh komunitas masyarakat etnis Tionghoa atau yayasan.
Atraksi budaya Tiongkok di halaman vihara. (tim tvOne/Kurnia)
Kemudian yang menarik banyak pihak, termasuk wisatawan adalah penyelenggaraan perlombaan perahu naga. Perlombaan perahu naga atau disebut Peh Cun telah diselenggarakan secara rutin selama 133 tahun.
Salah satunya yang pada tahun 2024 ini belum lama diselenggarakan di Pelantar III, sebuah kawasan pesisir di kawasan Kota Lama Tanjungpinang. Ritual serta tradisi masyarakat Tionghoa di Tanjungpinang juga dapat ditemui dalam perayaan ulang tahun kelenteng atau vihara di kota ini.