news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Harimau sumatera yang dilepasliarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beberapa waktu lalu di TNGL..
Sumber :
  • Tim tvOne/Tim tvOne

Konflik Manusia dengan Harimau Sumatera di Lampung dan Langkat, Aktivis Lingkungan: Di mana Pemerintah?

Konflik antara manusia dengan satwa liar dilindungi terjadi di Lampung Barat, Provinsi Lampung dan Sumatera Utara, persisnya di Barak Itir Dusun V Aman Damai, D
Kamis, 14 Maret 2024 - 17:46 WIB
Reporter:
Editor :

"Harimau sumatera masih ingat dengan teritorialnya. Maka, dia akan kembali menguasai teritorialnya, sehingga berpotensi menyerang warga sekitar hutan," sebutnya. 

Aktivis lingkungan Sumut, Yudha Lesmana Pohan. (tim tvOne/wna)

Yudha juga menyoroti peran Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang tidak berjalan dengan baik. "Ya, percuma saja memasang GPS Collar di leher harimau, kalau tidak di-update perkembangannya," sebutnya. 

Diterangkan Yudha, GPS Collar yang dipasang di leher harimau sumatera seharusnya juga diberikan info kepada masyarakat pinggiran hutan, untuk mengetahui pergerakan si raja rimba tersebut. 

GPS Collar merupakan teknologi yang berfungsi untuk mendeteksi posisi satwa dengan prinsip GPS yang diletakkan pada bagian leher. Alat ini dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk melacak, mengumpulkan data, dan mengamati perilaku satwa liar.

"Kalau memang yang menyerang itu harimau sumatera yang dilepasliarkan Bu Menteri KLHK, yaitu Si Ambar dan Situtung, peran BBKSDA Sumut yang menaungi itu perlu dipertanyakan," tegasnya.

"Karena ini menyangkut nyawa manusia. Di mana letak empati BKSDA dalam berprikemanusiaan? Wajib dikoreksi kinerjanya.”

Ratusan warga membakar Kantor Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Resort Suoh Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Senin (11/3/2024) petang. (tim tvOne/Pujiansyah)

Selain itu, Yudha Lesmana juga menilai konflik manusia dan satwa yang terjadi di Lampung mengindikasikan ketidakhadiran pemerintah dalam menangani konflik, di mana keresahan masyarakat akan ancaman harimau berujung pada tindakan anarkis, yaitu pembakaran kantor Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Lampung.

“Di mana pemerintah? Ini situasi yang emergensi, harusnya ada sikap empati yang berwujud tindakan, bukan menunggu, apalagi sudah atau ada korban jiwa. Sifat harimau itu pengingat, jadi kalau dia dan koloninya diganggu, dia akan mengingat,” tegas Yudha.

Parber Turnip (kanan) bersama Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar (kanan) saat melepasliarkan dua harimau sumatera di kawasan TNGL beberapa waktu lalu. (tim tvOne)

Terpisah, Kepala Bidang PTN Wilayah III Balai Besar TNGL, Palber Turnip, yang dikonfirmasi apakah harimau yang menyerang warga ada kaitannya dengan dua harimau yang baru dilepasliarkan beberapa waktu lalu, ia mengatakan, bisa ada dan bisa tidak. 

Berita Terkait

1
2
3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral