- Ahmad Yudiansyah
Dicanangkan Kota Layak Anak, Kasus Kekerasan dan Asusila Terhadap Anak di Lahat Tinggi
Lahat, tvOnenews.com - Sebagai salah satu Kabupaten yang dicanangkan meraih predikat Kota Layak Anak (KLA), kasus kekerasan dan asusila terhadap anak-anak di Kabupaten Lahat Sumatera Selatan di tahun 2023 justru tinggi.
Hal ini didapat dari data laporan yang masuk di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lahat. Dari total 37 laporan yang masuk, kasus persetubuhan mendominasi sebanyak 19 kasus, pencabulan 6 kasus dan kekerasan fisik sebanyak 12 kasus.
"Iya untuk kasus PPA memang cukup tinggi. Berbagai modus para pelaku mulai dari iming-iming, tipu muslihat hingga ancaman. Sementara untuk motif kebanyakan karena para pelaku nafsu tak mampu membendung birahi terhadap korban," ujar Kasat Reskrim Polres Lahat, AKP Sapta Eka Yanto, Senin (18/12/2023).
Ditambahkan Kasat Reskrim, AKP Sapta Eka Yanto, bahwa tingginya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan harusnya menjadi perhatian serius bersama. Selain sanksi pidana terhadap para pelaku. Kedepan pihaknya akan bertemu dengan stakholder terkait, guna mencari langkah-langkah bersama untuk meminimalisir kasus kekerasan terhadap anak.
“Tingginya kasus atau laporan yang masuk ke unit PPA harusnya menjadi atensi bersama. Apalagi Lahat juga dicanangkan Kabupaten Layak Anak. Sehingga aksi nyata ialah meminimalisir kekerasan terhadap anak tersebut dan memberikan rasa aman kepada para anak- anak yang merupakan generasi penerus bangsa," katanya.
Di lain pihak, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nurlela melalui Kepala UPTD PPA, Vollensy, juga mengakui bahwa kasus kekerasan terhadap anak memang cukup tinggi di Kabupaten Lahat. Hasil pendampingan yang sudah pihaknya lakukan, terjadi perubahan perilaku terhadap anak yang menjadi korban tersebut. Guna penanganannya, pihaknya juga bekerja sama dengan psikolog, dan kementerian sosial.
"Kita selalu melakukan pendampingan dan juga pemulihan terhadap anak-anak yang menjadi korban. Selain itu, kita juga memberikan pelatihan dan rehabilitasi untuk para korban," sampainya.
Lanjutnya, untuk para korban yang masih berstatus sebagai pelajar. Selalu diupayakan agar tetap menyelesaikan studinya hingga tamat sekolah. Mulai dari yang pindah ke sekolah lain, hingga menjaga privasi anak yang menjadi korban tersebut.
“Apapun caranya kita upayakan agar anak sebagai korban tersebut bisa menyelesaikan studinya. Ada yang memang pindah sekolah, namun ada juga sekolah yang paham dan ditegaskan untuk tetap menjaga privasi anak tersebut," pungkasnya. (ayh/nof)