- Tim TvOne/Ahmidal Yauzar
Perkuat Narasi Lingkungan di Tahun Politik, 20 Jurnalis dan Jurnalis Warga di Sumut Mengikuti Pelatihan SIEJ
Medan, tvOnenews.com - Sebanyak 20 jurnalis dan jurnalis warga di Sumatera Utara mengikuti pelatihan yang digelar The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia di Medan.
Ketua SIEJ, Joni Aswira mengatakannya saat membuka pelatihan ini, persoalan lingkungan yang saat ini viral di media sosial adalah tentang pencemaran udara di Jakarta.
"Kasus ini menimbulkan pro kontra, saling tuding. Mulai dari emisi kendaraan, PLTU, pembakaran sampah dan lainnya," katanya.
Kemudian, sejumlah pejabat negara diundang ke istana negara untuk membicarakan solusi jangka pendek dan jangka panjang. Yang menarik, narasi yang berkembang adalah penyebab polusi udara di Jakarta cenderung mengarah ke perilaku masyarakat.
Dikatakannya, pembakaran sampah bisa jadi berkontribusi dalam pencemaran udara. Namun menurutnya ada hal fundamental bagaimana pemerintah implementasi kebijakan dan pengawasan terhadap sektor yang menyumbang emisi karbon jumlah besar.
Dia mencontohkan, pemerintah sudah mendata ada 40-an PLTU tua untuk pensiun dini. Di sisi lain Jokowi juga memiliki program 35 ribu megawatt.
"Pemerintah mencoba membangun mobil listrik atau kendaraan listrik tapi kalo mau tarik ke hulu, material utama untuk batre lithium ujungnya adalah eksploitasi sumber daya alam di Sulawesi. Pencemaran air sudah terasa, konfliknya di masyarakat juga akibat pertambangan nikel," katanya.
Persoalan pencemaran udara tak cuma di Jakarta. Hal serupa terjadi di Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Barat dan daerah lainnya. Perbincangan masalah lingkungan hidup juga bergantung pada demografi dan siapa siapa leader yang menghembuskan isu ini di media sosial.
"Ini lah problem kita menarasikan iklim. Dan lingkungan hidup masih hadapi sejumlah tantangan," katanya.
Menurutnya, media belum banyak melihat perubahan iklim punya nilai bisnis secara trafik karena keyword yang masih kalah bersaing dalam alogaritma di google.
"Pencemaran udara, biodiversitas, kerusakan ekosistem dan lainnya, ini mau ke siapa didorong narasi ini agar jadi kebijakan publik. Ini lah kenapa kami bikin acara ini. Kita ingin kandidat calon legislatif, calon kepala daerah mengambil momentum ini," katanya .