- Tim TvOne/ Boris
Sejumlah Peternak di Pali, Manfaatkan Kotoran Sapi Menjadi Biogas Pengganti Elpiji Untuk Memasak
Pali, tvOnenews.com - Melihat kotoran sapi yang banyak dari para peternak sapi di lingkungan rumah, dan bermodalkan pengetahuan dari internet, salah seorang warga di Desa Benakat Minyak, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali, Sumsel, jadikan biogas dengan biaya pribadi. Selain ekonomis dari menggunakan elpiji, api yang menyala dari biogas tersebut diakui lebih bagus saat dijadikan bahan bakar memasak.
Terinspirasi dari banyaknya peternak sapi di lingkungan rumah nya, Priyadi, salah seorang warga dan ketua salah satu gabungan kelompok tani (Gapoktan), Dusun 3, Desa Benakat Minyak, memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas untuk bahan bakar memasak.
Ditemui pada Sabtu (10/06/2023), Ia mengungkapkan pengetahuan tentang biogas didapat melalui internet dan mencari di aplikasi youtube, yang saat ini sudah banyak ditemukan. Selain menghasilkan biogas, sisa dari proses permentasi kotoran sapi, juga dapat menghasilkan kompos organik yang kualitasnya baik untuk pertumbuhan tanaman.
"Diwilayah kita banyak para peternak sapi, melihat hal ini menurut saya sangat baik untuk memanfaatkan kotoran dari sapi-sapi ini menjadi biogas yang sekarang sudah banyak juga dilakukan para peternak sapi diluar daerah. Sudah ada 6 rumah di dua desa yang telah menjadikan kotoran sapi menjadi biogas, sejak tahun 2019 lalu." Ungkapnya
Priyadi juga menambahkan setelah menjadi biogas, selain dapat mengatasi polusi bau, dan pencemaran lingkungan, sisa dari proses permentasi kotoran sapi, juga dapat menghasilkan kompos organik yang kualitasnya baik untuk pertumbuhan tanaman. Dengan menggunakan biogas dapat menghadirkan energi bersih dan peningkatan ekonomi masyarakat. Hingga saat ini, Ia menyebut belum pernah mendapat campur tangan dari pemerintah terkait hal ini, dirinya berharap agar dapat diberikan dukungan pembinaan atau bantuan dari hal tersebut.
"Jadi untuk pembiayaan yang kami lakukan hingga sekarang itu menggunakan biaya pribadi, tanpa campur tangan dari pemerintah. Kita harapkan juga pemerintah ikut campur dalam hal ini, untuk biayanya, pelatihan-pelatihan penyuluhan, supaya bisa dijadikan program oleh dinas terkait. Kedepan nya kami berencana untuk mengembangkan ini menjadi pupuk organik, yang dimana hal ini dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia." Jelasnya.
Salah seorang ibu rumah tangga, Yomi, mengatakan sudah selama 4 tahun menggunakan biogas tersebut. Cukup dengan cara memasukkan kotoran sapi ke dalam penampungan atau digester 1 hari sekali bisa memasak dengan durasi 2 jam, hal ini diakui dapat menghemat pengeluaran untuk membeli gas elpiji.
"Sejak memakai bahan bakar biogas ini kami merasa terbantu, karena dapat memenuhi kebutuhan sahari-hari selama 4 tahun ini. Jika digunakan untuk memasak api yang dihasilkan lebih bagus dari api dengan memakai gas elpiji, dan resiko bahaya dari biogas lebih minim dibandingkan bahan bakar yang lain." Katanya. (bls/cai)