- Jamil Azali
Ritual Kasuna dan Kasou, Tradisi Khitanan Massal Warga Pulau Kadatua di Buton Selatan Saat Lebaran
Buton Selatan, tvOnenews.com - Puluhan anak-anak di Pulau Kadatua, Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan, menjalani ritual Kasuna dan Kasou yakni khitanan massal yang digelar di setiap hari lebaran. Prosesi adat yang menjadi tradisi lebaran ini bertujuan untuk menanamkan pengetahuan agama bagi anak-anak.
Puluhan anak-anak laki-laki dan perempuan menjalani prosesi adat khitanan massal yang disebut Kasuna bagi anak laki-laki dan Kasou bagi anak perempuan. Ritual ini sudah menjadi tradisi warga di pulau Kadatua, Kabupaten Buton Selatan saat hari lebaran Idul Adha maupun Idul Fitri yang merupakan tradisi warisan leluhur.
Tradisi ini dimulai saat penyelenggaraan shalat ied dan penyembelihan kurban telah selesai menjelang sore hari. Seluruh anak-anak yang akan menjalani ritual khitanan massal mengenakan pakaian adat yang ditemani orang tua masing-masing. Kegiatan ini biasanya dilakukan di masjid masing-masing desa.
Setelah itu prosesi adat dimulai dengan tradisi Kasambu atau memberi saweran berupa sejumlah uang kepada anak-anak oleh warga yang datang menyaksikan prosesi adat tersebut.
Menurut La Ode Zanawi yang merupakan salah satu tokoh masyarakat Kadatua, prosesi adat Kasuna dan Kasou yang dilakukan bertujuan memperkenalkan pemahaman keagamaan bagi anak-anak untuk menuju masa kedewasaan. Selain itu juga sebagai ajang silaturahmi bagi warga Kadatua yang kebanyakan hidup merantau di daerah lain.
"Ini sebagai pengelanan agama, salah satu contoh bagi anak laki-laki setelah dikhitan itu sebaiknya tidak mandi dalam keadaan telanjang lagi meskipun di dalam ruangan tertutup dan tradisi ini juga dilakukan pada hari lebaran karena hari lebaran merupakan hari yang sangat berkah," terang Zanawi, ditemui di lokasi khitanan massal di Desa Uwe Maasi, Senin (17/6/2024).
Setelah dilakukan Kasambu atau saweran, prosesi adat selanjutnya dikhususkan untuk anak laki-laki yang menjadi peserta khitanan diarak keliling kampung dengan diiringi tambuhan gong dan gendang sepanjang perjalanan yang dipimpin tetua adat sambil melantunkan syair adat.
Prosesi akhir dari tradisi ini yaitu khitanan yang dilakukan sebuah ruangan khusus di dalam masjid oleh sejumlah perangkat masjid. Tradisi yang merupakan warisan leluhur masyarakat Kadatua ini masih dipertahankan hingga saat ini. (jai/frd)