- muhammad Noer
Terbesar Kedua Setelah Tanjung Priuk, MNP Efisienkan Biaya Logistik Pelayaran dan Dorong Ekonomi Indonesia Timur
Karena itu, dengan diawali pengkonsolidasian Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo, pelabuhan di Indonesia kini menjadi salah satu dari 20 pelabuhan terbaik dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara.
“Kita sudah meningkatkan kecepatan bongkar muat peti kemas pelabuhan di Indonesia, yang tadinya rata-rata 20 boks (per crane per jam) menjadi 34 boks (per crane per jam), yang membuat waktu sandar kapal turun dari sebelumnya rata-rata 38 jam sekarang sudah menjadi 22 jam, artinya ini percepatan yang luar biasa. Kami juga terus menata 122 pelabuhan yang ada di Indonesia melalui monitoring sistem pelabuhan yang terintegrasi,” ucap Menteri BUMN, Erick Thohir.
Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR menghadirkan 3 pelabuhan internasional dengan mengintegrasikan infrastruktur di sekitarnya dan mengintegrasikan beberapa kawasan industri untuk menjadi bagian dari ekosistem pelabuhan.
Hadirnya Makassar New Port memiliki peranan penting yang menjadikan Sulawesi Selatan sebagai gerbang dunia untuk Kawasan Indonesia Timur.
“Kita terus konsolidasikan dari segi keuangan Alhamdulillah (Pelindo) saat ini profit Rp 3.9 triliun dan investasi MNP ini mandiri dari Pelindo sendiri senilai Rp 5,4 triliun dan terus bertahap sampai Rp10 triliun,” tambah Erick.
Sementara itu Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, Arif Suhartono mengatakan bahwa pihaknya menghadirkan Proyek Srategis Nasional (PSN) MNP guna mendukung upaya pemerintah yang terus mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah timur Indonesia.
“MNP juga telah dilengkapi dengan Integrated Planning dan Control Room (PnC), sebuah langkah inovatif untuk memantau dan mengontrol layanan kapal, terminal, peti kemas, dan logistik secara terpusat. Transformasi ini bertujuan meningkatkan efisiensi layanan dan mendukung daya saing logistik nasional dengan cakupan pengawasannya yang tidak hanya terbatas di Makassar, namun juga mencakup wilayah lain seperti Kendari, Balikpapan, hingga Maluku dan Papua,” jelas Arif.