- idris tajannang
Pemulung di Gowa Tiba-tiba Lumpuh, Hendak Berobat Tapi Tidak Punya Biaya
Gowa, tvOnenews.com - Dg Nia (60) seorang pemulung warga Jl. Samsudding Tunru, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sudah seminggu tidak bisa jalan namun tidak bisa ke rumah sakit karena keterbatasan biaya.
"Awalnya panas ji kurasa, setelah itu mulai membengkak kedua kaki dan tangan saya," jelas Dg Nia, Saat di temui di rumahnya yang berada tanggul dekat di bantaran sungai Jeneberang. Rabu (13/9/2023).
Akibat pembengkakan dikedua kakinya itu, Nia mengaku sudah tidak bisa lagi menggerakkan kedua kakinya.
"Tidak bisami saya gerakkan kakiku, sepertinya sudah lumpuh. Kalau kedua tangan saya masih bisa saya gerakkan," ungkapnya.
Dijelaskannya, pembengkakan dikedua kaki dan tangannya itu baru dialaminya sekitar satu Minggu lalu.
"Pembengkakan dikedua kaki dan tangan saya, baru seminggu ini. Saya tidak bisa berjalan, hanya duduk saja di rumah. Kalaupun mau bergerak, saya dibantu sama suami," terangnya.
Ia juga tidak mengetahui penyakit apa yang menimpa dirinya, sehingga tiba-tiba kedua kaki dan tangannya membengkak.
"Saya tidak tau ini penyakit apa, karena tiba-tiba ji saya begini," curhatnya.
Nia bercerita jika ia sangat ingin berobat kerumah sakit, namun apalah daya, ia tidak memiliki biaya untuk bertobat.
"Mau sekalika berobat ke ruma sakit, supaya bisaka sembuh dan kembali bisa berjalan."Harapnya.
Nia membeberkan jika ia dan suaminya bernama Daeng Pudding bekerja sebagai pemulung.
"Sudah 10 tahun saya dan suami bekerja sebagai pemulung."Sebutnya.
Untuk bisa makan, kata Nia, ia harus menjual kaleng atau gelas plastik, agar membeli beras satu liter.
"Perhari biasa dapat 50 ribu kalau banyak kaleng atau gelas plastik yang kami dapatkan, tapi kadang 30 atau 20 ribu perhari," sebutnya.
"Pernah juga tidak dapat uang karena hasil mulung belum cukup untuk di jual," sambungnya.
Nia yang kesehariannya menjadi pemulung juga mengungkap jika selama 10 tahun tinggal di tanggul bantaran sungai Jeneberang, ia tidak pernah merasakan yang namanya bantuan pemerintah.
"Tidak pernahka rasakan yang namanya bantua pemerintah," tutupnya.
Sementara itu, ketua RT 02 / RW 02 Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa, Irwan Astur (59) mengatakan jika Dg Nia hidup dibawah garis kemiskinan.