Kelompok Separatis Teroris (KST) pimpinan Nason Mimin.
Sumber :
  • tim tvone/Desius Termas

Pembunuhan Keji Tukang Ojek di Pegunungan Bintang, Danrem: Korban Bukan Aparat Intelijen

Senin, 12 Desember 2022 - 14:52 WIB

Pegunungan Bintang, Papua - Kasus pembunuhan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) pimpinan Nason Mimin, kembali terjadi di Pegunungan Bintang, Senin (5/12/2022) lalu. Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring menegaskan tiga korban tewas adalah masyarakat sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek.  

“Jadi tidak benar kalau mereka (KST) menyebut para korban adalah aparat Intelijen, mereka benar-benar masyarakat sipil yang sehari-harinya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berprofesi sebagai tukang ojek,” kata Brigjen TNI J.O Sembiring, saat dihubungi, Senin (12/12/2022).

Danrem menyebut, tiga orang korban yang telah dibunuh secara keji oleh KST dilakukan di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kabupaten Pegunungan Bintang.

“Pembunuhan yang dilakukan secara biadab ini adalah pekerjaan teroris. Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji yang kemudian direkam dan disebarkan untuk menebar ketakutan di masyarakat. Ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan,” sambung Danrem.

Danrem menyatakan bahwa pihak KST juga telah menuduh korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjatanya jenis pistol seolah-olah adalah barang yang dibawa oleh korban.

“Hal ini merupakan cara licik yang dilakukan oleh KST untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan,” tegas Danrem.  
 
Selaku Danrem 172/PWY, pihaknya menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga korban. “Saya mewakili seluruh prajurit Korem 172/PWY menyampaikan duka cita yang mendalam bagi keluarga korban kekejian dan kebiadaban KST ini,” imbuhnya.

Terkait dengan pistol yang digunakan oleh KST, pihaknya mengindikasikan senjata pistol tersebut merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang ketika Heli MI 17 milik Penerbad jatuh pada tahun 2019 silam di Kab. Pegunungan Bintang.

“Pada kejadian jatuhnya Heli MI-17 pada tahun 2019 lalu, sebanyak 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang dan diambil oleh pihak KST. Senjata yang hilang diantaranya tujuh senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu GLM. Kami mengindikasikan pistol yang digunakan oleh KST tersebut merupakan salah satu senjata yang hilang,” ujar Danrem.

Sebelumnya beredar di media sosial klaim oleh KST menyebut para korban tukang ojek yang mereka bunuh secara keji merupakan anggota intelijen TNI-Polri. Adapun nama korban yaitu La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39). (dts/ito)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral