- Desius Termas
Marak BBM Bersubsidi Diselewengkan Operator SPBU di Timika Papua Tengah, Dinas Terkait Terkesan Cuek
Timika, Papua Tengah - Menjelang Hari Natal dan Tahun Baru, antrean pemakaian BBM bersubsidi di kota Timika makin mengular hampir setiap SPBU yang dipenuhi antrean kendaraan roda dua dan roda empat, trotoar yang diperuntukkan bagi pengguna jalan sekarang dipenuhi kendaraan truk-truk, kejadian ini hampir setahun berlangsung tanpa ada kepedulian dari dinas Terkait.
Alih-alih Pertamina mengeluarkan aplikasi MyPertamina untuk mencegah penggunaan BBM Bersubsidi yang tidak tepat sasaran ternyata masih ada operator SPBU bekerja sama dengan sopir-sopir pengepul BBM bersubsidi menjalankan bisnis ilegal.
Operator SPBU awalnya mengisi aplikasi My Pertamina untuk kendaraan sesuai plat kendaraan sesudah itu, antrian berikutnya operator memasukan Plat Kendaraan tidak sesuai alias asal-asalan isi saja yang penting terisi diaplikasi MyPertamina karna sudah kerjasama dengan sopir-sopir pengepul, karna operator sudah tau jika dimasukan lagi datanya maka sistem akan otomatis menolak.
"Bagaimana BBM bersubsidi tidak cepat habis, sopir-sopir sudah kerja sama dengan operator, bisa bolak-balik isi di SPBU," Ungkap Bilu Hagabal Anggota DPRD Mimika.
Dari pantauan media ini disejumlah SPBU ada petugas dari diskoperindag yang setiap hari ada disetiap SPBU namun petugas terkesan cuek saja diduga ikut bermain mata dengan para pengepul BBM bersubsidi.
Bilu meminta kepada pihak Pertamina, Diskoperindag dan Dinas Perikanan untuk lebih jeli dalam mengeluarkan surat rekomendasi pembelian BBM bersubsidi, BBM bersubsidi untuk masyakarat kecil bukan untuk pengusaha dikota timika.
"Sedikit lagi Natal dan Tahun Baru, kasihan masyarakat yang tinggal dipesisir pantai yang sangat membutuhkan BBM jenis pertalite dan solar pengawasan dari Diskoperindag dan Satpol PP agar lebih ditingkatkan kalau perlu minta bantuan kepada pihak kepolisian untuk membantu mengawasi penyaluran BBM bersubsidi," Jelas bilu.
Bilu menambahkan banyak truk-truk dan mobil angkutan (taksi) tidak lagi mengantar penumpang dan barang hanya tunggu antri keliling disemua di spbu di kota timika karna harga jual BBM bersubsidi sangat menguntungkan.
"Habis antri di SPBU satu, antri lagi di SPBU yang lain, ditambah lagi adanya koneksitas pengepul, operator spbu dengan pengusaha membuat BBM bersubsidi cepat habis dan masyarakat yang sengsara, " Ungkap Hagabal. (des/ade)