- Antara
Makan Bergizi Gratis Jadi Solusi Atasi Masalah Gizi Anak Indonesia
Pentingnya edukasi ini tidak bisa disepelekan. Masih banyak keluarga di pelosok negeri yang belum memahami bahwa kualitas makanan tidak hanya ditentukan oleh kenyang, tetapi oleh kandungan gizinya. Dengan melibatkan komunitas, sekolah, dan tenaga kesehatan, MBG dapat menjadi katalis perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat dari akar rumput.
Salah satu nilai tambah dari program ini adalah adanya kolaborasi lintas sektor. Pemerintah menggandeng penyedia makanan lokal untuk memastikan ketersediaan menu sehat di sekolah dasar dan menengah. Menu tersebut dirancang sesuai standar gizi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, sehingga tidak hanya enak tetapi juga bernutrisi lengkap.
Direktur Direktorat Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional (BGN), Tengku Syahdana, menyoroti semangat patriotisme yang melandasi lahirnya program ini. Menurutnya, sebagai seorang mantan jenderal, Presiden Prabowo sangat memahami pentingnya pertahanan diri. Hal itu dimulai dari tubuh yang sehat, dengan gizi yang cukup dan seimbang. Tubuh kuat, otak cerdas itulah tujuan program ini Pernyataan tersebut menegaskan bahwa isu gizi bukan sekadar urusan kesehatan, tetapi menyangkut ketahanan nasional dan masa depan bangsa secara menyeluruh.
Pelibatan pelaku usaha lokal dalam penyediaan makanan juga menciptakan multiplier effect terhadap ekonomi daerah. Petani, peternak, dan pelaku UMKM pangan mendapatkan akses pasar yang lebih luas, sekaligus menjadi bagian dari solusi atas masalah gizi nasional. Ini mencerminkan visi pembangunan inklusif: mengatasi stunting sembari memperkuat ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Tentu pelaksanaan program MBG tidak luput dari tantangan. Mulai dari kesiapan infrastruktur distribusi makanan, pengawasan kualitas gizi, hingga keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan program. Namun, dengan komitmen politik yang kuat dan sinergi lintas institusi, tantangan tersebut bukanlah alasan untuk menunda. Justru tantangan ini menjadi momentum untuk memperkuat tata kelola intervensi gizi berbasis bukti.
Langkah selanjutnya adalah memperluas cakupan program secara bertahap dan berkelanjutan, dengan memastikan setiap intervensi berbasis data dan pengawasan ketat. Evaluasi rutin dan pelibatan akademisi dalam pemantauan program akan menjamin MBG berjalan sesuai tujuan awal: meningkatkan kualitas anak-anak Indonesia sejak usia dini.