- Istimewa
Menjawab Kebutuhan Strategis: Krakatau Steel Perkokoh Peran Wujudkan Swasembada Baja Indonesia
Presiden Joe Biden secara eksplisit menyatakan pada 3 Januari 2025 bahwa 'industri baja yang dimiliki dan dioperasikan secara domestik yang kuat merupakan prioritas keamanan nasional'."
Menurut analisis Widodo Setiadharmaji, sikap tegas Pemerintah AS, yang juga didukung oleh tokoh politik lainnya seperti Donald Trump, mencerminkan konsensus bahwa industri baja bukan sekadar entitas bisnis, melainkan bagian integral dari kepentingan strategis dan keamanan negara.
"Meskipun keputusan akhir mengenai akuisisi U.S. Steel mungkin melalui peninjauan ulang, fakta bahwa kebijakan industri di Amerika sangat dipengaruhi oleh kepentingan negara, bukan semata kepentingan bisnis korporasi, tetap tak terbantahkan," tulis Widodo.
Ia membandingkan, jika AS memiliki CFIUS, Indonesia kini mengandalkan peran BUMN seperti Krakatau Steel sebagai instrumen langsung negara untuk menjaga kendali di sektor-sektor vital.
"Dalam menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan investasi besar demi target produksi baja nasional lebih dari 100 juta ton per tahun, keberadaan BUMN menjadi sangat krusial," tegas Widodo.
Preseden penolakan akuisisi Krakatau Steel oleh Mittal Steel di masa lalu juga menunjukkan komitmen negara untuk mempertahankan kendali nasional atas industri strategis.
Dengan demikian, langkah-langkah strategis yang ditempuh PT Krakatau Steel dalam meningkatkan efisiensi, melakukan modernisasi, dan memperluas kapasitas produksi, sejalan dengan mandat negara untuk mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat struktur industri nasional. Dukungan kebijakan pemerintah yang afirmatif, sebagaimana disarankan Widodo Setiadharmaji, akan semakin mengakselerasi peran Krakatau Steel dalam mewujudkan kemandirian industri baja, yang pada akhirnya akan memperkokoh kedaulatan ekonomi Indonesia.(chm)