- Ikbal arsyad
Geruduk Rumdis, Pendemo Desak Gubernur Malut Copot Direktur RSUD CB Ternate
Ternate, tvOnenews.com - Puluhan massa pendemo geruduk Rumah Dinas (Rumdis) Gubernur Maluku Utara (Malut) untuk mencopot Alwia Assagaf dari jabatan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Chasan Boesoerie (RSUD CB) di Jalan Ahmad Yani Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin (13/11/2023).
Massa menilai Direktur Alwia sejak dilantik tak mampu untuk menyelesaikan masalah, malah semakin menambah permasalahan baru di RSUD CB.
"Sejak tanggal 13-15 November 2022 lalu Alwia Assagaf ditunjuk oleh Gubernur AGK sebagai plt. Direktur RSUD CB menggantikan Syamsul Bahri,Setelah itu Alwia Assagaf dilantik menjadi Direktur defenitif, kemudian dilantik menjadi kepala UPTD RSUD CB, akan tetapi ironisnya dibawah kepemimpinannya masalah tak selesai " kata koordinator Aksi, Alan Ilyas.
Menurut Alan, pihaknya menuntut hal ini karena hak-hak para pegawai ASN dan Non ASN RSUD CB tentang Tambahan Penghasilan Pegawai selama 13 bulan tak terbayarkan hingga kini.
"Serta permasalahan pelayanan yang buruk, dimana pasien BPJS dipaksa membayar obat-obatan yang jelas-jelas hal ini bertentangan dengan pelayanan BPJS," tutur Alan.
Lanjut Alan mengkatan, kebijakan buruk yang juga bertentangan dengan Perpres Nomor 82 Tahun 2018 ini dilakukan dibawah kewenangan Agung Sri Sadono selaku Wadir Keuangan RSUD CB.
Pihaknya juga menyinggung kejadian pada Kamis 23 Mei 2023 yang dialami pasien dan keluarga saat jatuh dari lantai 4 dalam lift RSUD CB yang mengakibatkan satu korban pingsan.
"Selain itu masyarakat dikagetkan dengan kejadian pasien diterlantarkan di depan kamar operasi yang diduga karena kamar operasi tidak berfungsi dan tak ada obat," tandasnya.
Disisi lain kata Alan, alasan Direktur mengenai masalah TPP karena RSUD CB alami kesulitan dana, sementara direktur dan wadir keuangan beserta tim melakukan studi banding.
"Padahal pada bulan September 2022 lalu mereka pergi studi banding menggunakan alokasi dana yang tidak sedikit, namun tidak berdampak positif terhadap RSUD CB," ujarnya.
Dari banyaknya permasalahan ini, massa pendemo yang berasal dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pemuda Marhaenis menuntut beberapa point:
1. Gubernur AGK segera mencopot Alwia Assagaf dari jabatan Direktur RSUD CB, dan Agung Sri Sadono selaku Wadir Keuangan RSUD CB.
2. Dalam rangka perbaikan manajemen dan pelayanan RSUD CB, maka kami meminta Gubernur AGK segera menunjuk Plt. Direktur RSUD CB dan Wadir Keuangan pada pekan depan sebelum akhir masa jabatan Gubernur AGK," ucapnya.
3. Mendesak Gubernur AGK, pihak manajemen RSUD CB segera tuntaskan dan membayar utang TPP pegawai RSUD CB sebanyak 13 bulan terhitung dari 9 bulan 2022 dan 4 bulan 2023 yang bel dibayarkan hingga kini sebagaimana janji Gubernur Malut pada 24 November 2022.
4. Mendesak Direktur Alwia Assagaf dan Wadir Keuangan RSUD CB segera bayarkan selisih pembayaran utang TPP dan insentif kelangkaan profesi dokter spesialis yang belum terbayar.
5. Mendesak Direktur dan Wadir Keuangan RSUD CB segera menghentikan kebijakan yang berkaitan dengan pasien BPJS yang dipaksa membeli obat-obatan.(iad/frd)