- tim tvone - miftakhul erfan
Tak Diperbaiki, Atap Kelas Sekolah Dasar Negeri 2 Bogem Magetan Roboh, Siswa Belajar di Mushola dan Perpustakaan
Magetan, Jawa Timur – Lantaran tak kunjung mendapat bantuan rehab sekolah, ruang kelas di SDN Bogem 2 di Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, roboh, Jumat (29/7).
Beruntung saat kejadian, dua ruang kelas tersebut sudah lama dikosongkan, sedangkan para siswa di kelas 4 dan 5 belajar di mushola dan perpustakaan sekolah.
Siti Aisyah, Kepala SDN Bogem 2 membenarkan penyebab ambruknya atap ruang kelas tersebut karena memang bangunan sudah lama dan rusak. Dua tahun lalu sudah mengajukan rehab sekolah ke dinas pendidikan setempat, namun belum ada realisasi, karena tidak ada dana.
“Penyebabnya memang bangunan kelas itu sudah tua, sudah waktunya diganti mas. Ya untungnya waktu kejadian itu anak-anak sedang yasinan di mushola sini mas, habis yasinan baru roboh,” ujar Siti saat ditemui di sekolah, Senin (1/8).
Menurutnya, memang kelas 4 tersebut sudah lama dikosongkan karena atapnya yang sudah rusak dan nyaris roboh, sehingga siswanya sudah lama dipindahkan belajar sementara di mushola.
Namun demikian seiring usulan rehab sekolah sejak dua tahun lalu hingga sekarang belum juga direalisasikan dengan alasan tidak ada dana, hingga akhirnya atap ruang kelas 4 tersebut roboh dan berdampak pada rusaknya kelas 5 di sebelahnya yang juga sudah tidak bisa dipakai lagi.
“Kita sebenarnya sudah mengusulkan bantuan rehab dua tahun lalu belum terealisasi dan ini setelah roboh kita mengusulkan lagi, dan katanya setelah kita usulkan ini masih harus menunggu tahun 2023 karena memang saat ini belum ada dananya,” imbuh Siti.
Sebenarnya kasihan juga kondisi anak-anak belajar lesehan dan di ruang sempit, namun untuk memperbaiki juga membutuhkan dana besar, sementara sekolah juga tidak ada dana, sehingga pihak sekolah dan anak-anak diharap untuk bersabar untuk sementara waktu.
Sementara itu, Abrisam Akal salah satu siswa kelas 4 SDN Bogem 2 mengaku belajar masih berpindah-pindah, kadang lesehan di mushola kadang juga di perpustakaan yang ruangannya sempit. Kadang juga harus masuk siang karena kelasnya dipakai kelas lain.
Abrisam dan teman-teman mengaku tidak nyaman belajar di kelas darurat, selain tidak ada meja kursi juga ruangnya sempit, mereka hanya berharap kelas 4 dan 5 segera diperbaiki kembali.
“Belajar disini karena atap sekolahnya roboh pak, ya gak nyaman gak ada bangkunya, enakan di kelas seperti lainya ada bangku kursi. Harapanya kelasnya segera diperbaiki,” cetus Abrizam.
Pihak sekolah sudah berupaya untuk mengatur jadwal jam belajar siswa kelas 4 dan 5 yang berjumlah 28 anak. Namun karena tempat mushola dan perpustakaan tersebut juga sebetulnya merupakan ruang darurat, sehingga jika kelas lain mempergunakan ruangan tersebut terpaksa kelas 4 atau kelas 5 masuk siang. Masuk jam 10.00 WIB sampai dengan jam 14.00 WIB. (men/hen)