- tim tvone - zainal ashari
Gelaran Batik Canthing Jawi Wetan di Tugu Pahlawan, Bangkitkan Semangat UMKM
Surabaya, Jawa Timur - Peragaan busana Canthing Jawi Wetan Go Global digelar di Tugu Pahlawan, Minggu (27/3) malam. Layaknya peragaan busana dunia pada umumnya, para model berjalan bergantian mengelilingi Tugu Pahlawan. Setiap langkah para model diiringi lagu tradisional, nasional, sampai tembang dari salah satu legenda penyanyi solo Indonesia, Chrisye.
Satu per satu karya batik tulis hasil produksi dari 38 UMKM asal Jatim, sudah dikurasi oleh 2 desainer kelas dunia, yakni Denny Wirawan dan Edward Hutabarat. Seluruh busana batik dipamerkan bersinergi dengan seniman tari kontemporer Jatim. Mulai dari Reog Ponorogo, Tari Remo, Gamelan sampai musik saronen dari Madura.
Sejumlah model memamerkan bathik canthing yang elok dan kharismatik. Suasana kian meriah dengan latar belakang Tugu Pahlawan yang diterangi dengan lampu sorot dari berbagai sisi. Sementara para pengunjung duduk mengelilingi monumen Tugu Perjuangan tersebut.
Usai perhelatan akbar pasca pandemi yang berlangsung sekitar 2,5 jam tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan beberapa hal terkait rangkaian kegiatan tersebut. Ia mengaku terkejut ketika mengetahui sejumlah batik Jawi Wetan bisa disulap secara apik oleh para desainer.
“Surprise ya bagus banget, ketika batik didesain oleh desainer kondang bisa jadi mewah dan glamour, menjadikan inspirasi bagi orang lebih kuat dan luas,” kata Khofifah kepada awak media.
Khofifah menjelaskan, kegiatan ini juga diinisiasi oleh Ketua Bhayangkara Jatim, Ully Nico Afinta. Menurutnya, salah satu ide itu tercetus dari istri Kapolda Jatim, Nico Afinta dan dikenalkan secara detil. Khofifah juga mengaku belajar dengan Ully.
“Kami juga bersinergi bersama, kebetulan ide dari Canting Bhayangkara Jawi Wetan ini luar biasa, saya juga baru belajar mengenali masing-masing batik dan memiliki filosofi yang luar biasa,” ujarnya.
Mantan Mensos RI itu berharap semua yang masuk dalam dunia kreativitas dan inovasi batik di Jatim untuk terus semangat. Ia menyatakan, ruang untuk mendapatkan apresiasi dan ekspresi jauh lebih besar, baik hari ini mau pun di masa mendatang.
Khofifah ingin bangsa Indonesia relatif bisa mendapatkan referensi yang lebih luas. Ia berkisah, histori yang diperoleh menyatakan bahwa batik yang pertama berasal dari Majapahit, tepatnya dari Ringin Lawang. Sedangkan, salah satu penandanya adalah motif kawung dan sudah dikenakan oleh Raden Wijaya terlebih dulu.
“Ketika kita meninggalkan banyak tradisi-tradisi itu, kemudian dikenal batik itu dekat dengan kraton. Nah, yang kraton berhasil (batiknya) survive di Jogja dan Solo. Sekarang dari proses yang dieksplore oleh Ibu Ketua Bhayangkara Jatim itu lah, kemudian terkonfirmasi kepada kita bahwa Ringin Lawang adalah salah satunya starting poin untuk bisa mengenali batik,” tutur Gubenur Jatim.
Oleh karena itu, Khofifah ingin agar UMKM Jatim bisa bangkit. Bahkan, ia mengajak semua masyarakat Jatim untuk membangun cita-cita bersama agar kelak batik bisa menjadi bagian dari perayaan Paris dan New York Fashion Week.
Ketua Bhayangkara Jatim, Ully Nico Afinta menegaskan, salah satu inspirasi dan inisiatifnya mengadakan kegiatan itu bersama 38 UMKM Batik dan Pemprov Jatim, tak hanya mengeksplore lewat tulisan. Menurutnya, besarnya Kerajaan Majapahit dan 38 kabupaten/kota se-Jatim, semakin besar dan banyak pula peluang batik untuk lebih dikenal dunia.
“Kami yakin, kalau dieksplore pasti ada ciri khas batik masing-masing daerah,” katanya.
Ully berharap, kegiatan tersebut tak sekadar mengenalkan batik dalam 3 hari saja selama event berlangsung, tetapi juga menyejahterakan perajin mau pun pedagang batik di Jatim.
“Nah, tujuannya untuk memperkenalkan dan agar para UMKM Batik di Jatim makin sejahtera,” tutupnya. (Zainal Azhari/hen)