- tvOne - sinto sofian
Mantan Guru Honorer Jember Ungkap Kronologi Video Syurnya Viral: Aku Tertipu dan Terlalu Polos
2. Bulan November 2024, pelatihan ibuku berakhir
Aku tidak sesibuk sebelumnya dan rasa kesepianku kembali menghampiri, dan rasa capek karena pikiran sudah benar-benar terpakai selama 6 bulan secara intens diluar pekerjaan ku sehari-hari.
Selain mengajar, aku juga masih kuliah, bisa dibayangkan secapek apa aku menjalani peran itu selama 6 bulan.
Minimnya pengalaman tentang penipuan di dunia internet dan otakku sudah capek dan juga di bulan November merupakan bulan dimana aku ulang tahun.
3. Aku rindu akan pasangan dikala itu
Bermula di awal November mulailah aku mencoba membuka hati untuk orang-orang yg mau mendekatiku, jelas saja banyak yg chat di IG, termasuk pelaku ini.
4. Dari cowok online yang deketin aku, pelaku ini yg paling menjanjikan (dia mengaku pengusaha kaya yg memiliki bisnis di Kalimantan, tidak punya akses WA namun hanya bisa di IG: aku tidak sadar kalau ini perilaku penipuan, trus dia jg gak mau ngasih identitas dengan alasan keamanan atau menolak VC karena alasan sinyal di pedalaman) percakapannya kebanyakan manipulatif dan akupun terlena mengikuti permainannya. Akhirnya kita seperti pacaran online, dia memberikan beberapa rules dalam hubungan ini
5. Namun aku tidak ingat pasti rules apa yang dia berikan, dan akupun percaya begitu saja. Secara fisik dia pake foto orang luar negeri yg ngaku blasteran, ganteng banget.
Seringakali pembahasannya adalah iming2 ngasih hadiah mobil dll, menjadi teman curhat yang membuatku nyaman, termasuk bisa membuatku percaya untuk saling bertukar foto vulgar sebagai permintaan dari kebutuhan nya. Pelaku meyakinkanku bahwa dia akan ke kotaku untuk qtime bersama di hari ulang tahunku.
6. Akupun sepakat untuk mencarikan tiket pesawat jet pribadi untuknya, karena dia mengaku terbiasa menggunakan pesawat jet pribadi. Percakapan normal layaknya orang pacaran online, aku merasa lelaki ini asyik (padahal fake)
7. Percakapan pun normal membahas keseharian, akupun dengan sadar mengirimkan foto keseharianku seperti lagi makan, berangkat kerja, bahkan dengan polosnya aku menawari dia fotoku/ videoku yg lagi mengaji. Karena responnya yang baik dan mengalir begitu saja, percakapan ke hal 'dewasa' pun mulai aku ikuti. Percakapan kita cukup bervariasi, mungkin jika dia terkesan hanya membicarakan hal 'dewasa', aku pasti tidak akan terlalu nyaman.