- tim tvone - tim tvone
Diinisiasi Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren Tinjau Amanatul Ummah Lebih Dekat
Unit usaha laundry ini termasuk dalam program sociopreneur yang model bisnisnya melibatkan ratusan warga sekitar pondok pesantren sebagai pekerja, sehingga menciptakan lapangan kerja untuk penduduk sekitar pondok pesantren.
Unit usaha laundry ini menggandeng warga di empat dusun, yaitu Dusun Kembang, Belor, Paras di Desa Kembangbelor, dan Dusun Nogosari di Desa Nogosari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Rohmatul Khasanah, koordinator laundry Dusun Paras, mengatakan setiap satu keluarga (KK) bertanggung jawab mengurus pakaian untuk 10 hingga 15 santri. Warga yang mengerjakan laundry ini menerima upah sebesar Rp60 ribu per santri.
“Kalau mengerjakan laundry dari 15 santri, maka dalam sebulan bisa dapat penghasilan sebesar Rp900 ribu. Gaji dibayarkan setiap tanggal 17 setiap bulannya,” ungkap Rohmatul.
Dalam skema bisnisnya, santri mengumpulkan pakaian kotor dalam kantong bertanda nama santri yang kemudian diangkut dengan mobil boks dan didistribusikan ke warga. Di rumah warga, proses laundry pakaian para santri akan dikerjakan selama dua hari. Pengerjaan laundry dilakukan tiga kali dalam seminggu.
“Pakaian kotor santri diantar setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Kami mengerjakan laundry ini pakai mesin cuci,” ujarnya.
usaha laundry berdayakan masyarakat sekitar
Unit usaha laundry milik Pondok Pesantren Amanatul Ummah dengan memberdayakan warga sekitar memiliki berbagai manfaat yang signifikan, tidak hanya bagi pesantren itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat luas, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun pemberdayaan keterampilan.