Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz.
Sumber :
  • tvOne - umar sanusi

Menyikapi Kematian Santri di Ponpes Kediri, Pengasuh Ponpes Tebuireng Prihatin dan Tak Sepakat Salahkan Pesantren

Minggu, 3 Maret 2024 - 11:33 WIB

Jombang, tvOnenews.com - Mencermati peristiwa yang menimpa Bintang Balqis Maulana (14 tahun) yang meninggal dunia diduga akibat penganiayaan seniornya di sebuah pesantren Kediri pada 23 Februari 2024, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus mengajak semua pihak untuk mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.

"Kita semua tentu sangat prihatin dengan peristiwa yang terjadi pada Ananda Bintang. Kita doakan yang terbaik untuk almarhum. Semoga ini menjadi tragedi terakhir yang terjadi di lingkungan pesantren," tandas Gus Kikin, Minggu (3/3).

Karena itu, Gus Kikin mengajak semua pihak untuk melakukan introspeksi dan evaluasi secara berkelanjutan. Sebab, perubahan perilaku di kalangan remaja saat ini memang seringkali menimbulkan kejutan-kejutan yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Hal itu, menurut cicit Hadlratus Syaikh Hasyim Asy'ari ini, juga tidak bisa dilepaskan dari pola pengasuhan di lingkungan keluarga.

"Sadar atau tidak, banyak orang tua yang menjadikan gawai sebagai 'baby sitter' bagi anak-anak mereka sejak usia balita. Akibatnya, tidak sedikit yang meniru perilaku kekerasan dari apa yang mereka tonton di gawai tersebut," urai Pejabat Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini.

Kondisi ini, lanjut Gus Kikin, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pengurus dan pengasuh pesantren. Karena itu, pengelola pesantren juga harus selalu adaptif dan antisipatif terhadap berbagai perkembangan dan perubahan yang ada di tengah-tengah masyarakat.

"Tentu dengan tetap menjadikan nilai-nilai luhur pesantren sebagai inspirasi dan pedoman dalam membimbing keseharian para santri," sambungnya.

Hal senada juga disampaikan KH Zaimudin As'ad, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang.  Menurut kyai yang akrab dipanggil Gus Zuem ini, peristiwa meninggalnya santri saat menempuh pendidikan di pesantren adalah sebuah musibah yang seluruh warga pesantren tak ada yang menduganya.

"Suatu musibah yang bisa terjadi di lembaga pendidikan manapun selama yang dibina adalah anak-anak kita yang beraneka ragam temperamen dan karakternya," ungkap Gus Zuem.

lanjutnya, gesekan antar peserta didik atau santri yang berujung fatal, bisa terjadi dimana saja. Baik di pesantren kecil atau besar, bahkan di pendidikan kedinasan sekalipun.

Atas kejadian tersebut, Gus Zuem menyatakan tidak menyalahkan siapapun, apalagi menyalahkan sistem pendidikannya. Alasannya, yang kita ditangani dalam lembaga tersebut anak-anak yang punya nafsu dan kehendak sebagaimana manusia umumnya.

"Maka, bagi saya, tidak ada alasan untuk takut masuk pesantren, karena hingga saat ini, dengan melihat pergaulan remaja di masyarakat yang memprihatinkan, belajar di pesantren adalah pilihan yang lebih menentramkan hati orang tua," tegas kyai alumnus UGM Yogyakarta ini. (usi/gol)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral