- tvOne - kasianto
Solar di Nganjuk Langka, Timbulkan Antrian Panjang dan Petani Kesal Beli Solar Pakai Surat Pengantar
Nganjuk, tvOnenews.com - Sejumlah petani di Nganjuk mengungkapkan kekesalannya terkait antrian panjang dalam pembelian solar untuk kebutuhan pertanian mereka.
Para petani menyoroti terkait kelangkaan solar dan kebijakan dari beberapa distributor solar yang menuntut surat pengantar dari desa atau kelurahan sebagai syarat pembelian.
Antrian solar kembali terjadi masyarakat sangat resah, karena kelangkaan solar ini banyak kendaraan berupa truk, mobil dan juga pembeli eceran untuk dipakai masyarakat khususnya petani untuk diesel penyedot air.
Suyono salah seorang warga yang berprofesi sebagai petani menyatakan, bahwa kebijakan ini telah menimbulkan banyak kendala bagi mereka. Salah satunya adalah proses pengajuan surat pengantar memakan waktu.
Banyak petani mengeluhkan bahwa mereka harus menghabiskan waktu hanya untuk mendapatkan surat pengantar sebelum akhirnya bisa membeli solar yang mereka butuhkan untuk operasional pertanian mereka.
Banyak diantara mereka yang mengaku bahwa kebijakan ini menghambat produktivitas pertanian mereka.
"Kami harus mengurus surat pengantar terlebih dahulu sebelum bisa mendapatkan solar untuk mengoperasikan mesin-mesin pertanian kami. Ini sangat merepotkan dan menghambat waktu kami untuk bekerja di sawah," ujar Suyono.
“Antri sejak pukul 08.00 WIB, bahkan tiap membeli solar, saya kerap tidak kebagian solar," keluh Suyono, Selasa (19/12).
"Solar sangat sulit sekali setiap datang ke pom habis dan lagi harus pake surat pengantar dari kelurahan atau desa, padahal beli solar untuk keperluan diesel penyedot air," jelas Suyono.
Suyono mengaku membeli solar bukan untuk di jual lagi, tapi untuk keperluan diesel penyedot air di sawah. Ia menyoroti kenapa harus pakai surat pengantar dan surat pengantar itu setiap hari harus ganti baru.
"Mau jadi apa, nasib petani kalau begini terus, beli solar saja harus pakai surat pengantar," tegas Suyono.
Antrian ber jam-jam untuk membeli tidak hanya di rasakan oleh para warga yang berprofesi sebagai petani, namun hal ini juga di rasakan oleh para sopir truk.
Murdiman seorang supir truk mengaku, ia mengantri sejak pagi, kelangkaan solar ini terjadi seluruh SPBU yang ada di wilayah Kabupaten Nganjuk.
Lebih lanjut Murdiman menambahkan, dengan sulitnya bahan bakar solar ini sangat mengganggu aktivitas sopir karena kesulitan solar ini buat antri sangat memakan waktu.
Perlu diketahui Kebutuhan akan solar untuk operasional mesin diesel untuk pertanian menjadi krusial bagi para petani, terutama dalam pengolahan lahan dan menyedot air. Namun, kebijakan baru yang mengharuskan surat pengantar telah memperlambat proses pembelian, menyebabkan antrian panjang di stasiun pengisian bahan bakar. (kso/gol)