- Tim tvone - habib
Usai Siswi SD Diduga Dicolok Tusuk Bakso, Diknas Gresik Gelar Deklarasi Sekolah Ramah Anak
Gresik, tvOnenews.com - Untuk mengantisipasi terjadinya kembali aksi perundungan yang diduga dialami SA (7) siswi kelas 2 SD di wilayah Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, yang dikabarkan dicolok mata kanannya dengan tusuk bakso hingga mengalami kebutaan, pihak Dispendik Gresik menggelar deklarasi sekolah ramah anak yang melibatkan kepala sekolah dan guru sekolah dasar dan menengah pertama, se- Kabupaten Gresik, Senin (25/9).
Usai kegiatan deklarasi sekolah ramah anak yang diinisiasi Dispendik Gresik dan KWG, yang berlangsung di Gedung GNI, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyatakan, selaku pemerintah Kabupaten Gresik, pihaknya akan terus mendorong mensosialisasikan lingkungan pendidikan yang aman, ramah, tidak ada paksaan, bullying, tidak ada kekerasan seksual pada anak dan toleran.
"Guru yang menyenangkan, guru yang tidak ada paksaan. Kita semua berkumpul terkait lembaga pendidikan aman, lembaga pendidikan yang menyenangkan, yang ramah terhadap anak," ujar Bupati Yani.
Dikatakan Bupati Yani, Pemerintah Kabupaten Gresik mendorong terus langkah Dinas Pendidikan Gresik, untuk memacu para guru mengupgrade diri, menjadi guru yang lebih profesional.
"Ketika guru profesional akan mempunyai sebuah tindakan, melihat sudut pandang, oh anak itu nakal itu kacamata kita seperti apa sih ? Apakah dihukum secara berlebihan atau seperti apa. Maka kita harus benar-benar menjadi pendidik, pengajar yang dengan rasa kasih dan tujuan pendidikan ini tercapai. Pendidikan yang berkemajuan, pendidikan yang berlandaskan akhlakul karimah," jelasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, nasib tragis dialami SA (7), siswi kelas 2 sebuah SD di wilayah Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. SA mengalami trauma mendalam. SA dikabarkan harus kehilangan penglihatan mata kanannya, usai diduga mengalami perundungan, dicolok tusuk pentol oleh kakak kelasnya saat perlombaan HUT Kemerdekaan RI ke-78, pada Agustus 2023 lalu.
Mengetahui kejadian yang menimpa SA itu, ayahnya Samsul Arif (36) saat ini terus berupaya mencari keadilan untuk anaknya. Diceritakan Samsul, peristiwa tragis yang menimpa putrinya itu terjadi pada Senin (7/8/2023). Saat itu di lingkungan sekolah sang anak sedang menggelar acara perlombaan, untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke- 78.