kasus siswa SD buta akibat dicolok tusuk bakso, Kepala Sekolah terancam dicopot dan jadi guru biasa.
Sumber :
  • tim tvone - habib

Update Kasus Siswa SD Buta Akibat Dicolok Tusuk Bakso di Gresik, Kepala Sekolah Terancam Dicopot dan Jadi Guru Biasa

Selasa, 19 September 2023 - 09:28 WIB

Gresik, tvOnenews.com - Sayang seribu sayang, kasus dugaan perundungan yang mengakibatkan korban SA (7) siswi SD kelas 2 UPT 236, di Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, mengalami buta permanen usai dicolok tusuk bakso di mata kanannya oleh seseorang yang diduga kakak kelasnya, lantaran korban menolak memberikan uang jajan, hingga kini belum menemukan titik terang siapa pelakunya.

Kasus yang kini menjadi atensi publik ini terus didalami pihak kepolisian Resort Gresik yang telah menaikkan status dari penyelidikan naik ke tahap penyidikan. Polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya baju korban dan dekoder CCTV milik sekolah.

Terbaru, pihak Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik langsung menggelar sidak ke lokasi kejadian. Kepala Dinas Pendidikan Gresik, S. Hariyanto menyatakan bakal mencopot jabatan kepala sekolah yang bersangkutan dan menjadinya guru biasa, jika nanti unsur-unsurnya terpenuhi.

"Bisa dijadikan guru biasa. Saat ini masih kepala sekolah sambil menunggu hasil penyelidikannya,” ujar Kepala Dispendik Gresik S Hariyanto. 

Hariyanto lalu menegaskan, kepala sekolah juga harus bertanggung jawab terkait kasus ini, sembari menunggu hasil penyidikan.

“Intinya kepala sekolah harus tanggung jawab apapun yang terjadi, apapun bentuknya di lembaga pendidikan,” pungkas Hariyanto.

Seperti dikabarkan sebelumnya, nasib tragis dialami SA, siswi kelas 2 sebuah SD di wilayah Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. SA mengalami trauma mendalam karena bocah berusia delapan tahun itu kini harus kehilangan penglihatan mata kanannya, usai dicolok tusuk pentol oleh kakak kelasnya saat perlombaan HUT Kemerdekaan RI ke-78, pada Agustus 2023 lalu.

Mengetahui kejadian yang menimpa SA itu, Samsul Arif (36), ayah korban terus berupaya mencari keadilan untuk anaknya. Diceritakan Samsul, peristiwa tragis yang menimpa putrinya itu terjadi pada Senin (7/8). Saat itu di lingkungan sekolah anaknya sedang menggelar acara perlombaan, untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia ke-78.

"Saat itu memang semua kelas keluar untuk melakukan lomba Agustusan. Jadi semua murid berada di halaman sekolah. Anak saya campur dengan murid lain," tutur Samsul Arif saat ditemui awak media di rumahnya, Jumat (15/9).

Nah saat berlangsungnya perlombaan, entah kenapa tiba–tiba SA ditarik oleh siswa lain yang diduga kakak kelasnya. Korban lalu dibawa menuju sebuah lorong yang berada di antara ruang guru dan pagar sekolah. Di lorong itulah korban lalu dimintai uang jajan secara paksa. Namun, permintaan itu tidak dituruti oleh korban. 

“Karena tidak mau, wajah anak saya ditutupi tangan kemudian tusuk bakso itu dicolok-colokan dari atas ke bawah di bagian mata kanan anak saya," jelasnya.

Korban SA yang ketakutan langsung berlari dan membasuh matanya dengan air. Akibat kejadian itu, mata korban terluka sampai mengeluarkan darah. Korban sempat mengusap matanya yang berdarah dengan seragam yang dikenakan.

Usai mendapat kekerasan fisik, korban SA pulang ke rumah dan mengeluh mata kanannya tidak bisa melihat. Hal tersebut membuat Samsul dan keluarga khawatir. Hingga akhirnya diputuskan untuk memeriksakan ke rumah sakit.

Korban SA dibawa ke Rumah Sakit Cahaya Giri yang berada di Bringkang, Kecamatan Menganti. Karena butuh penanganan lebih lanjut, kemudian dirujuk ke RSMM Jawa Timur hingga terakhir dirujuk lagi ke RSUD dr Soetomo Surabaya.

“Dari hasil pemeriksaan di RSUD dr Soetomo, ada kerusakan pada syaraf mata kanan putri saya. Mirisnya kerusakan syaraf itu membuat mata kanannya tidak bisa melihat. Bahkan mengalami kebutaan permanen," sambungnya.

Masih menurut Samsul pascakejadian itu dia sempat mendatangi sekolah. 

"Karena mengalami buta permanen, saya nggak terima dan saya mendatangi ke sekolah untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tahu siapa nama pelakunya, tapi tahu wajahnya," tegas Samsul.

Atas kejadian ini Samsul pun telah melaporkannya ke Polres Gresik pada 28 Agustus 2023 lalu. Pelaporan itu setelah pihak sekolah tidak berkenan memberikan rekaman CCTV pada saat kejadian dengan alasan CCTV rusak. 

"Masak saya dilihatkan rekaman CCTV pada tanggal 25 Mei. Lha selama bulan 6,7,8 itu nggak ada rekaman sama sekali. Padahal pasca kejadian itu saya langsung minta lihat secara langsung rekaman CCTV tapi dipersulit. Akhirnya saya laporkan ke Polres Gresik," pungkasnya. (mhb/hen)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral