- Istimewa
Kecelakaan Maut di Australia, WNI Asal Malang Armitha Seha Safitri Jadi Korban, Ini Kronologinya
Malang, tvOnenews.com - Mitha seorang WNI asal Kota Malang jadi korban kecelakaan maut di Australia, Jumat (7/7/2023).
WNI tersebut bernama lengkap Armitha Seha Safitri (30) asal Jalan Ikan Piranha Atas, Lowokwaru, Kota Malang. Sayang nyawa Armitha dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (11/7/2023) waktu setempat.
Mitha menjadi korban kecelakaan mobil di Jalan Raya Karoonda di antara daerah Wynarka dan Chapman Bore pukul 08.20 pagi.
Menurut keterangan polisi, Mitha yang mengendarai mobil sedan Hyundai kemudian langsung diterbangkan ke Rumah Sakit Flinders Medical Centre dalam kondisi kritis.
Elinda pemegang WHV lain menyampaikan, bagian belakang mobil Mitha ditabrak oleh mobil silver berukuran jauh lebih besar dari mobilnya sehingga mengalami cedera parah.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Mitha mengalami sejumlah cedera pada organ tubuhnya.
"Termasuk patah tulang punggung, kemudian saat kecelakaan jantungnya sempat berhenti dan mereka mencoba melakukan CPR untuk pertolongan pertama," kata Elinda.
Selanjutnya Mitha juga mengalami mati otak dan satu ginjalnya masih berfungsi namun tidak begitu baik. Sementara organ yang lain sudah tak bisa diselamatkan.
Mitha sempat dirawat di rumah sakit menggunakan alat-alat bantu untuk menopang hidupnya.
Setelah kecelakaan Mitha dinyatakan meninggal pada Selasa (11/7/2023) pukul 12.10 waktu setempat.
Armitha, akrab disapa Mitha, merupakan pemegang Working Holiday Visa (WHV) tahun pertama yang tiba di Australia pada September 2022.
Menurut Gloria, setelah melalui proses coronial atau mengurus dokumen untuk mengetahui alasan kematian, jenazah Mitha akan disemayamkan pada Jumat (14/7/2023).
Jenazah Mitha akan dipulangkan ke Indonesia sesuai dengan permintaan keluarga besarnya.
Adik Mitha, Robi Yahya Bahtiar (25) mengungkapkan bahwa informasi yang dia terima dari teman-teman kakaknya di Australia, Mitha terlibat kecelakaan mobil di perjalanan dari Adelaide ke Sidney.
Dia mengaku belum mendapati kabar bahwa kondisi kakaknya mulai membaik.
“Minggu malam kemarin ditelpon sama dokternya, dikasih informasi bahwa mbak Mitha ini organ dalamnya 90 persen mati dan sudah beberapa kali jantungnya gak berdetak. Jadi beberapa kali jantungnya berhenti,” kata Robi ditemui di kediamannya, Jalan Pirahna Atas, Kota Malang,
Robi menyampaikan bahwa pihak keluarga belum ada yang bisa berangkat ke Australia karena kendala biaya.
Dia juga telah diberi informasi juga oleh pihak rumah sakit bahwa Mitha tidak bisa bertahan lama. Untuk itu, pihak keluarga diminta untuk segera datang.
“Dokter mengupayakan untuk bisa tetap bertahan sampai ada keluarga yang datang. Minggu malam kemarin itu, pihak dokter juga menyatakan bahwa mbak Mitha tidak bisa tahan lebih lama lagi. Kurang lebih 48 jam lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, Mitha merupakan alumni Universitas Brawijaya yang lulus tahun 2017 lalu. Mitha sejak kuliah memiliki cita-cita bekerja di luar negeri.
Robi mengungkapkan bahwa Mitha sempat hendak ikut pertukaran pelajar ke Jepang saat di perkuliahan. Namun tak jadi karena kendala biaya.
Mita bahkan menurutnya juga sempat belajar bahasa asing, salah satunya yakni Korea.
Kursus bahasa asing itu dilakukan Mitha karena memiliki keinginan besar untuk bekerja di luar negeri.
“Memang cita citanya dari dulu ingin kerja di luar negeri. Baru kesampaian tahun kemarin berangkat ke Australia, September 2022,” ujar Robi.
Kini Robi dan pihak keluarga berharap kepulangan Mitha bisa dimudahkan. Dia juga berharap pemerintah Indonesia membantu kepulangan Mitha.
“Kami harap kepulangan mbak saya dipermudah. Lebih baik lagi kalau ada peran dari pemerintah. Karena informasi yang saya dapat, bantuannya masih dari teman teman imigran di Adelaide saja,” tandasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak keluarga Mitha masih menunggu pemberian visa untuk bisa datang ke Australia.(eco/muu)