Peternak sapi meminumkan teh pada sapinya.
Sumber :
  • khumaidi

Cegah Penularan Virus LSD, Peternak Sapi di Sidoarjo Lakukan Berbagai Upaya Mandiri 

Jumat, 2 Juni 2023 - 15:02 WIB

Sidoarjo, tvOnenews.com –  Maraknya penularan Lumpy Skin Disease Virus atau Virus LSD yang menyerang ternak sapi belakangan ini, membuat peternak sapi di Sidoarjo melakukan beberapa upaya mandiri sebagai antisipasi pencegahan dan penyembuhan bagi sapi yang sudah terpapar virus tersebut.

Gejala virus LSD sendiri ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.

Mustofa, peternak sapi di Desa Gagang Kepuhsari, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo mengatakan, sedikitnya ada dua ekor sapi di kandangnya yang sempat terjangkit virus mematikan ini dalam dua bulan terakhir.

"Saya tangani sendiri, saya suntik Biodin, lalu saya kasih telur dan minuman teh pucuk. Jika benjolan di tubuh sapi sudah meletus itu berarti sembuh. Kalau belum meletus masih kesakitan sapinya," ucap Mustofa saat ditemui di kandangnya, Kamis.

Menurut cerita Mustofa, tak sedikit ternak sapi milik tetangganya yang mati karena terjangkit virus LSD. Ia menjelaskan, dampak virus ini jika tak segera ditangani, maka sapi dipastikan akan mati dalam jangka waktu tiga hari.

"Hidungnya basah, bau, gak mau makan, paginya jatuh dan sudah bisa dipastikan itu sapi bakal mati dalam waktu dekat," terangnya.

Sebagai upaya pencegahan kepada sapi yang belum terpapar LSD, Mustofa rajin menyuntik sendiri ternak sapinya dengan Vitamin Biodin. Untuk sapi besar dosisnya sebanyak 20 mililiter selama empat hari sekali, dan memberi minuman teh pucuk kepada sapinya, masing-masing tiga botol per ekor.

"Biodin itu multivitamin untuk daya tahan tubuh. Bisa digunakan untuk sapi, tapi dosisnya yang beda dengan manusia. Sedangkan teh pucuk, itu menurut pengalaman saya sendiri. Sapi yang terkena LSD iseng saya kasih teh pucuk besoknya sembuh," kata Kepala Desa Gagang Kepuhsari ini.

Mustofa menjelaskan lebih lanjut, dampak penularan virus LSD berbeda dengan virus PMK. jika terkena PMK, sapi masih bisa bertahan agak lama meskipun kondisinya sakit. Risiko kematian kecil. 

“Sedangkan LSD ini dampaknya lebih cepat. Sapi sehat tiba-tiba gak mau makan besoknya mati. Seperti kena jantung gitu, tiba-tiba meninggal besoknya kalau telat menangani," pungkasnya. (khu/far)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral