- tim tvone - zainal ashari
Takut Ketinggalan Kapal, Seorang Penumpang di Surabaya, Nekat Ancam Petugas Jeburkan Diri ke Laut, Ini Kronologisnya
Surabaya, tvOnenews.com - Seorang penumpang KM Dharma Kencana 7 nekat naik ke atas ruang tunggu sementara kapal penumpang di Tanjung Perak Surabaya. Ia diketahui bernama Sudarmaji, pria asal warga Kampung Baru, Kecamatan Kalipare, Malang, yang hendak menuju Makassar.
Para petugas gabungan dibuat kebingungan dengan ulahnya. Sebab, selain tak terpantau CCTV dan terlihat, pria berusia 41 tahun itu tiba-tiba sudah ada di atas terminal tunggu penumpang kapal kelas ekonomi itu.
Komandan Rescue Damkar Kota Surabaya, Moelyono mengatakan, pihaknya langsung sigap dan menyiapkan strategi untuk mengevakuasi Sudarmaji dalam kondisi selamat. Menurutnya, info yang diterima perihal ODGJ ditepisnya. Sebab, Sudarmaji merupakan pria normal yang hanya stres karena masalah di kampung halamannya.
“Info yang kami terima, dia sudah berada di pelabuhan sejak pukul 08.00 pagi, setelah ditanya petugas tiket dia merasa dibohongi, tapi ternyata tidak, hanya salah paham saja dengan petugas keamanan Pelindo,” kata Moelyono saat ditemui usai evakuasi, Kamis (1/6).
Moelyono menerangkan, saat evakuasi sempat berlangsung alot. Begitu juga saat proses mediasi. Sudarmaji kekeh dan enggan turun. Ia beralasan tidak mau bertemu dan berhadapan dengan petugas dari security Pelindo.
“Dia tidak mau turun dan di bawah banyak petugas, dia merasa dibohongi. Sebetulnya, dia diajak komunikasi enak dan welcome, cuma kalau mau turun memang terlalu riskan,” imbuh dia.
Proses evakuasi berlangsung singkat, hanya sekitar 10 menit saja. Namun, untuk proses persiapan evakuasi, menyusun strategi evakuasi, hingga mediasi, disebut memakan waktu lama, sekitar 1,5 hingga 2 jam lantaran harus benar-benar matang.
Namun, saat proses mediasi yang alot, memaksa petugas harus bertindak tegas, cepat, dan terukur.
Alhasil, Komandan Regu 1 Rescue, Ghea Sebastian Ghufron melumpuhkan Sudarmaji bersama 4 rekannya, Hilmy Andi Hermawan, Viki Alex Candra, Elvanio, dan Saipul Akbar di atas atap bangunan yang dinilai ringkih dan membahayakan.
“Evakuasinya kita ambil langkah dari area belakang gedung karena yang bersangkutan di atas. Demi keamanan saat evakuasi, keamanan bagi kami ya kita pasak dari kendaraan lalu merayap ke atap. Jadi, ada 5 orang yang naik, 2 orang untuk mediasi, lalu 3 menyergap,” ujarnya.
Ia mengakui langkah awal mediasi gagal. Maka dari itu, timnya melakukan tindakan paksa.
“Akhirnya kita rangkul dan lumpuhkan di atas dalam keadaan terlentang,” paparnya.
Ia menyebut, atap bangunan yang ringkih dinilai menjadi kendala saat proses evakuasi. Sebab, selain membahayakan Sudarmaji, juga berbahaya bagi petugas.
“Kendala kami ya atap dan pijakan ringkih, mungkin karena bangunan berumur, tapi alhamdulillah lancar. Kalau mediasi memang cukup lama,” tuturnya.
Karena merasa mediasi gagal, Sebastian memerintahkan 4 rekannya untuk langsung menyergap, melumpuhkan, dan mengevakuasi Sudarmaji.
“Korban sempat lemas karena merasa pasrah dan tidak berkutik, jadi tidak mau memberikan tindakan lebih yang menguras tenaga. Tapi, kami sampaikan ke dia bahwa niat kami untuk membantu, setelah sadar kami ikat bagian ketiak dan selangkangan untuk menurunkan menggunakan sky walker,” tuturnya.
“Karena dia sempat nurut ke kami saat menggunakan sky walker dan akan diturunkan. Tapi, langkah yang bersangkutan malah beralih ke arah lain, dari situ kita pastikan mediasi gagal. Jadi, kita langsung lakukan penyergapan,” sambung dia.
Proses evakuasi pun rampung dan Sudarmaji selamat. Aksi petugas gabungan pun mendapat tepuk tangan dari para penumpang kapal.
Ia memastikan, Sudarmaji berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Meski mengalami luka ringan di tangan dan kaki, begitu pula dengan para personelnya.
“Luka di siku tangan dan kaki, karena tergesek kuncian dan atap saat proses evakuasi,” tuturnya.
Dipastikan Sudarmaji tidak mengalami gangguan jiwa, karena yang bersangkutan membawa bekal makanan dan minuman serta tiket kapal, namun Sudarmaji stres karena panik takut tidak bisa masuk ke atas kapal menuju Makasar.
“Sepertinya beliau tidak gila karena sudah bawa bekal, rokok, air minum, dan makanan bahkan tiket kapal pun ada. Jadi, persiapannya sudah ada dalam tas pasti tidak gila hanya stres saja,” pungkasnya (zaz/hen)