- tim tvone - wawan sugiarto
Gunung Semeru Keluarkan 30 Kali Letusan dalam 6 Jam Terakhir, Warga : sering Terdengar Gemuruh
Lumajang, tvOnenews.com – Aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, hingga saat ini masih cukup tinggi. Letusan disertai suara gemuruh dan guguran lava, masih terpantau terus hingga Rabu (17/5).
Dikutip berdasarkan laporan rutin Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Pos PVMBG Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, tercatat selama periode pengamatan mulai pukul 06.00 – 12.00 Wib, cuaca di sekitar Gunung Semeru cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah selatan, suhu udara 20-29 °C.
Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 300-800 meter di atas puncak kawah.
“Teramati 30 kali letusan dengan tinggi 300-800 meter dan warna asap putih dan kelabu,” tulis Sigit Rian Alfian dalam laporannya, Rabu (17/5).
“Teramati guguran dengan jarak luncur 800 m mengarah ke tenggara. Terdengar suara gemuruh letusan hingga sedang,” lanjutnya.
Sedangkan secara kegempaan, Sigit melaporkan telah terjadi 30 kali letusan, amplitudo 14-23 miilimeter, dengan durasi selama 59-106 detik. Guguran terekam telah terjadi sebanyak 1 kali dengan amplitudo 3 milimeter, durasi selama 72 detik, serta 2 kali tektonik jauh dengan amplitudo 21-25 milimeter, S-P 16-20 detik dan durasi selama 56-64 detik.
“Untuk tingkat aktivitasnya, gunung Semeru masih level 3 atau siaga,” tutupnya.
Sementara itu, Samsul, salah satu warga Dusun Curah Kobokan yang kini telah direlokasi ke Hunian Tetap Bumi Semeru Damai Desa Sumbermujur, mengaku jika dalam beberapa hari terakhir sering mendengar suara gemuruh dari Gunung Semeru, baik siang maupun malam.
Meskipun sudah terbiasa dengan kondisi Gunung Semeru saat ini, namun Samsul mengaku masih menyimpan rasa trauma dan takut akan terjadinya bencana erupsi susulan Gunung Semeru.
“Sebenarnya sih sudah terbiasa, tapi beberapa hari terakhir ini sering terdengar suara gemuruh letusan, terutama malam hari. Iya kalau pas cerah enak bisa lihat apa yang keluara dari gunung, kalau gelap apalagi saat berkabut terus terang kami juga takut. Kami masih trauma,” kata Samsul.
Untuk itu, Samsul kini semakin aktif memantau perkembangan Gunung Semeru melalui grup-grup whatsaap relawan kebencanan, dengan harapan dapat memperoleh informasi yang akurat terkait perkembangan Gunung Semeru.
“Ya sering-sering pantau grup whatsapp relawan kebencanaan, takut ketinggalan informasi,” pungkasnya.
Pada tingkat aktivitas Gunung Semeru yang masih siaga atau level 3 ini, pihak PVMBG terus menghimbau agar warga tetap selalu waspada dan berhati-hati. Warga tidak perlu panik dan tidak mudah percaya terkait informasi perkembangan aktivitas Gunung Semeru dari sumber yang tidak jelas dan belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berikut ini rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG untuk dipatuhi oleh warga, diantaranya larangan warga melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar), serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (wso/hen)