- tim tvone - wawan sugiarto
Minyakita Mahal dan Langka, Pedagang Ayam Krispi Beralih ke Minyak Goreng Curah, Penjualan Turun
Lumajang, Jawa Timur - Kelangkaan minyak goreng bersubsidi atau minyakita dalam sebulan terakhir, cukup berdampak terhadap keberlangsungan usaha kecil, terutama yang bergantung dengan bahan baku minyak, salah satunya pelaku usaha ayam krispi.
Pasalnya, harga minyakita di pasaran kini mencapai harga eceran sebesar Rp16 ribu per liternya. Padahal harga normal sebelumnya hanya Rp14 ribu saja.
"Awalnya kita terpaksa harus beli dengan harga 16 ribu, tapi lama kelamaan makin membebani biaya produksi, sementara harga jual ayam krispi tetap normal," kata Muhamad Herman, salah satu pedagang ayam krispy di Pasar Baru Lumajang, Kamis (16/2).
Setiap hari, Herman membutuhkan kurang lebih 6 liter minyak goreng untuk produksi ayam krispinya, yang artinya dia harus menambah ongkos produksi sebesar Rp12 ribu per hari, belum termasuk biaya bahan baku tepung dan daging ayam, yang juga mulai ikut naik.
"Minyak sudah mahal, langka lagi. Ditambah harga tepung dan ayam juga ikut naik, otomatis modal awal membengkak namun keuntungan justru berkurang," imbuhnya.
Untuk mensiasati mahalnya bahan baku, Herman terpaksa mengambil keputusan menggunakan bahan baku minyak goreng curah dibandingkan harus menaikan harga jual ayam krispy, apalagi mengurangi ukurannya.
"Ya terpaksa ganti minyak goreng curah. Mau naikan harga apalagi mengurangi ukuran ayam krispi, sangat tidak mungkin. Takut pelanggan pada lari," ujarnya.