Perajin tahu di Desa Blaru, Kecamatan Pati Kota, Kabupaten Pati, Jawa Tengah..
Sumber :
  • Tim tvOne - Abdul Rohim

Harga Kedelai Impor Tembus Rp 13 Ribu per Kilogram, Perajin Tahu di Pati Menjerit

Selasa, 25 Oktober 2022 - 14:10 WIB

Pati, Jawa Tengah - Perajin tahu di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengeluhkan naiknya harga kedelai impor yang tembus Rp 13 ribu per kilogramnya. Imbasnya omset penjualan perajin tahu pun menurun.

Agar usahanya bisa tetap berjalan dan tidak mengalami kerugian, perajin tahu terpaksa menaikkan harga jual dan mengurangi ukuran tahu. 

Melonjaknya harga kedelai impor berimbas terhadap usaha pembuatan tahu di sentra usaha tahu di Desa Blaru, Kecamatan Pati Kota, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Di desa tersebut terdapat tiga perajin tahu yang menjual hasil produksinya ke sejumlah pasar tradisional di Pati. 

Salah satunya adalah Rubiyanti (58), perajin tahu yang sudah memproduksi tahu sejak 20 tahun lalu ini mengeluhkan naiknya harga kedelai impor dalam dua bulan terakhir ini. 

Menurut Rubiyanti, sebelum Pandemi Covid-19 harga kedelai impor sebagai bahan baku utama pembuatan tahu harganya hanya berkisar Rp 8 ribu per kilogram. Saat Pandemi Covid-19, harga kedelai impor terus merangkak naik dari Rp 11 ribu per kilogram, hingga saat ini harganya tembus Rp 13 ribu per kilogram. 

"Harga kedelai impor saat ini memberatkan kami. sebelum Covid itu harganya Rp 8 ribu per kilogram, terus saat Covid harganya Rp 11 ribu per kilogram. Sekarang melonjak harganya tembus Rp 13 ribu per kilogram. Idealnya bagi kami harganya ya Rp 10 ribu per kilogram," Ujar Rubiyanti, Selasa (25/10/2022). 

Kondisi ini membuat perajin tahu kelimpungan karena modal usaha membengkak dan omset penjualan menurun. 

"Harga kedelai naik, pendapatan ya menurun. Sebelumnya sehari saya mendapatkan keuntungan bersih Rp300 ribu, namun sekarang keuntungan bersih turun jadi Rp 200 ribu per hari," imbuhnya. 

Untuk menekan pengeluaran modal pembelian bahan baku kedelai impor, Rubiyanti terpaksa mengurangi jumlah produksi.

"Mensiasatinya ya saya mengurangi pembelian kedelai. Jika biasanya saya menghabiskan 180 kwintal kedelai per hari, sekarang 150 kwintal kedelai per hari," jelasnya. 

Agar usahanya bisa tetap berjalan dan tidak mengalami kerugian, Rubiyanti terpaksa menaikkan harga jual tahu dari Rp 30 ribu per papan, naik menjadi Rp 35 ribu per papan. 

"Harganya saya naikkan tapi ya sedikit Rp 5 ribu. Dulu satu papannya Rp 30 ribu, sekarang naik jadi Rp 35 ribu. Satu blung (wadah tahu) itu kan 3 papan, jadi ya satu blung yang dulunya Rp 90 ribu sekarang naik jadi Rp 105 ribu," katanya. 

Selain menaikkan harga jual tahu, Rubiyanti juga mengurangi ukuran tahu. 

"Ukuran juga saya kecilkan. Jika sebelumnya satu papan berisi 50 sampai 60 tahu, sekarang menjadi 70 tahu per papan cetakan," ungkapnya. 

Para perajin tahu di Kabupaten Pati berharap agar pemerintah bisa menstabilkan kembali harga kedelai impor, sehingga usaha mereka bisa kembali normal dan tidak gulung tikar. (Arm/Buz). 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
10:31
01:52
01:42
02:09
03:10
05:44
Viral