Pengrajin tahu di desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang..
Sumber :
  • Tim tvOne - Aditya Bayu

Harga Kedelai Melejit, Pengusaha Tahu di Kabupaten Semarang Menjerit

Kamis, 6 Oktober 2022 - 16:53 WIB

Semarang, Jawa Tengah - Kenaikan harga kedelai yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir membuat pengusaha tahu di Desa Sruwen, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, resah karena terancam tak bisa lagi berproduksi akibat merugi.

Muh Romi, Salah satu pengrajin Tahu desa Sruwen mengungkapkan disaat harga kedelai menyentuh Rp.12.800 per kilogram seperti saat ini, dirinya memilih mengurangi produksi tahu karena biaya produksi yang cukup tinggi.

" Saat ini harga kedelai nyaris Rp.13.000 per kilogram membuat kita pengrajin tahu/tempe menjerit. Hal ini lebih berat jika dibandingkan saat diguncang awal pandemi kemarin," ungkap Romi, Kamis (6/10/2022).

Kenaikan harga BBM bersubsidi saat ini membuat kenaikan harga kedelai cukup tinggi. Romi menambahkan jika dalam beberapa pekan terakhir kenaikan harga kedelai mencapai Rp.1.000.

" Keuntungan yang kita dapat saat pandemi sudah sangat mepet dengan biaya produksi. Saat ini ditambah dengan harga kedelai naik, hancur pula saat ini pendapatan kita, artinya untuk bertahan saja kita sudah menjerit," imbuhnya.

Naiknya harga kedelai saat ini juga berpengaruh di produksi tahu. Dimana saat ini pengrajin tahu mulai menurunkan produksi mereka guna mengurangi kerugian.

" Saat ini produksi kami paling tinggi hanya 50 Kg. Sebelumnya kami bisa membuat tahu mulai 75 hingga 100 Kg tahu per hari. Pengurangan produksi tahu ini karena pesanan pasar juga menurun akibat turunnya daya beli masyarakat," ujarnya.

Untuk tetap bisa bertahan saat ini Romi terus mencari solusi, salah satunya dengan mengecilkan ukuran tahu. Namun hal ini tetap tidak bisa sepenuhnya menjadi solusi, karena banyak pelanggan yang memilih tahu dari tempat lain.

" Untuk bertahan kemarin saya sempat coba 2 alternatif, yang pertama mengurangi ukuran. Untuk yang satu ini kemarin ada juga pelanggan yang pergi karena menganggap tahu kita mahal. Yang kedua ukuran tetap kita perkecil namun ketebalan tahu kita tambah sedikit, sehingga pelanggan tetap mendapatkan tahu yang baik. Jadi kenaikan harga kedelai dan BBM saat ini cukup berat bagi kami," pungkasnya. (Abc/Buz)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral