- Tim tvOne/Teguh Sutrisno
Masjid Layur, Peninggalan Pedagang Arab di Semarang
Semarang, Jawa tengah - Masjid Layur atau yang dikenal Masjid Menara Kampung Melayu, merupakan salah satu bangunan kuno Kota Semarang. Dikenal dengan Masjid Menara, karena masjid ini memiliki menara yang cukup tinggi.
Menurut cerita warga setempat, sebelum menjadi masjid, bangunan tersebut dulunya adalah mushola yang dibangun oleh pedagang Arab yang singgah di Semarang. Meski dibangun oleh komunitas Arab, tapi bangunan masjid tak bergaya budaya Arab, justru memiliki banyak unsur arsitektur lokal.
"Ini sudah tiga abad lamanya, dan masih tetap kokoh berdiri dipakai umat muslim untuk beribadah," kata H. Ali, takmir Masjid Layur kepada tvonenews, Kamis (7/4/2022).
Gaya aksitektur masjid ini cukup unik, disetiap sudutnya dihiasi ornamen bermotif geometrik dengan warna dominan hijau muda. Bagian kanan dan kiri masjid terdapat bangunan-bangunan tua dengan ukuran besar dan memiliki tembok tinggi.
Masuk ke dalam bangunan utama, arsitektur bergaya khas Jawa dengan atap masjid susun tiga, akan sangat terasa. Jendela dan pintu yang terbuat dari kayu tebal pun menghiasi masjid ini dengan sedikit sentuhan khas timur tengah.
"Kayunya dari jati dan masih asli. Juga temboknya dan menara masjid yang dibangun memakai batu bata dan material jaman dulu," jelas H. Ali.
Menurut H. Ali, ornamen-ornamen di dalam masjid ini merupakan perpaduan dari tiga budaya yaitu Jawa, Melayu, dan Arab.
"Seperti ini, sekat jendela ini bergaya Timur Tengah. Masjid ini dulu mempunyai dua lantai. Pada lantai pertama difungsikan sebagai gudang dan lantai berikutnya untuk tempat menjalankan ibadah salat jamaah laki-laki. Sedangkan untuk jamaah perempuan berada di sisi lainnya dalam satu kompleks dengan bangunan masjid," ungkapnya.
Meski telah berdiri ratusan tahun, masjid ini masih kokoh dan masih asli seperti pertama kali dibuat digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah. Hanya saja ada sedikit perbaikan seperti penggantian genteng dan penambahan ruang untuk pengelola pada sisi kanan kompleks masjid.
"Sampai sekarang masjid ini masih terus dirawat oleh yayasan masjid setempat sebagai upaya pelestarian cagar budaya." Tutupnya. (Teguh Joko Sutrisno/mii)