Warga binaan Lapas Klas IIB Batang dilatih mengolah telur bebek, Jumat (21/1/2022).
Sumber :
  • Tim tvOne - Edi Mustofa

Bekal Setelah Bebas, Narapidana Lapas Kelas IIB Batang Belajar Produksi Telur Asin

Jumat, 21 Januari 2022 - 20:33 WIB

Batang, Jawa Tengah - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Batang menggelar pelatihan produksi telur asin dan budidaya itik petelur bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk menjadi wirausahawan apabila mereka telah selesai menjalani masa hukumannya.

Pelatihan ini diberikan untuk melihat potensi dan peluang yang dapat dikembangkan oleh para warga binaan. Pelatihan ini dilakukan dengan mengundang Kelompok Ternak Itik Mutiara Biru sebagai mentor bagi warga binaan.

Kapala Seksi Pembinaan Narapidana dan Pendidikan Kegiatan Kerja (Binadik) Lapas Batang, Satria Wicaksono mengatakan, pelatihan tersebut tidak hanya untuk mengisi waktu luang WBP, namun selebihnya agar mereka memiliki bekal ketika telah bebas dan akan kembali ke tengah masyarakat.

“Sebelum masuk sebagai WBP ada yang belum punya kemampuan wirausaha apapun, nantinya setelah dilatih keterampilan, bisa memperbaiki perekonomian bagi dirinya maupun keluarganya,” kata Satria Wicaksono, saat mendampingi WBP dalam Pelatihan Itik Petelur dan Pembuatan Telur Asin, di Aula Lapas Kelas IIB Kabupaten Batang, Jumat (21/1/2022).

Pelatihan ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Kabupaten Batang, agar tercipta lapangan kerja baru.

“Langkah awal kami berdayakan WBP yang berbakat dibidang pembuatan telur asin dengan didukung Dharma Wanita Persatuan Lapas Batang, dalam proses produksinya. Untuk pembagian hasilnya WBP yang berperan langsung dalam proses produksi, akan memperoleh upah premi,” jelasnya.

Ia memastikan, apabila memungkinkan kedepan akan dibuka pula peternakan itik yang memanfaatkan Kebun Asimilasi Lapas Batang.

Ketua Kelompok Ternak Itik Mutiara Biru, Suswoyo menerangkan, langkah awal memulai usaha pasti harus memiliki modal dan lahan yang cukup untuk membudidayakan itik petelur.

Modal yang dibutuhkan sekitar Rp10 juta untuk membuat kandang. Sedangkan harga itik Rp70 ribu per ekor yang siap bertelur, diperkirakan bisa bertelur dalam satu bulan.

“Untuk 100 ekor itik dibutuhkan kandang seluas 6×5 meter. Tahap awal butuh itik di usia 5-6 bulan atau Day Old Duck (DOD),” terangnya.

Senada dengan Suswoyo, salah satu pengurus Kelompok Ternak Itik, Sunawan menambahkan, dalam memproduksi telur asin yang masir, harus ditopang dengan makanan itik yang nutrisinya tepat guna.

“Agar menghasilkan telur asin yang warna kuningnya agak kemerahan secara alami, maka pakan harus ditakar untuk 100 ekor itik, kita kasih kombinasi antara 5 kg dedak halus, 5 kg nasi kering, 5 kg ikan rucah dan 2 kg konsentrat. Usahakan konsentrat yang ada pemerahnya, biar nanti menghasilkan telor yang layak konsumsi sesuai minat konsumen,” ungkapnya.

Bagi pemula yang ingin berbisnis produksi telor asin, ambil dulu dari bahan baku telur mentah dulu.

“Kita ambil rata-rata Rp2 ribu untuk diproses jadi telur yang diasinkan Rp2.100 untuk biaya operasional jadi Rp2.200 nanti bisa dijual Rp2.800 standar penyuplai, berbeda jika dijual secara eceran antara Rp3.000 sampai Rp3.500 ” ujar Sunawan. (Edi Mustofa/Buz)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral