news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Seporsi Lengkap Nasi Kuning Tuti, Terbayang Nikmat Gurihnya.
Sumber :
  • Tim tvOne - Sonik Jatmiko

Nasi Kuning Tuti Banyumas Antara Rasa, Harga, dan Nostalgia

Di sekitar kampus Unsoed, Banyumas, Jawa Tengah. Ada nasi kuning dengan cita rasa gurih mantap, ialah nasi kuning Tuti. Warung ini sudah ada sejak 2002 silam.
Rabu, 12 Januari 2022 - 10:04 WIB
Reporter:
Editor :

Banyumas, Jawa Tengah - Kuliner di sekitar kampus selalu saja tak terbantahkan soal rasa, dan tentu saja ramah di kantong. Seperti di sekitar kampus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Kelurahan Gendeng, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Ada nasi kuning dengan cita rasa gurih mantap, ialah nasi kuning Tuti.

 

Nasi kuning Tuti berada di Jalan Gunung Slamet nomor 38, merupakan percabangan Jalan Kampus Unsoed, Banyumas. Warung ini sudah ada sejak 2002 silam. Tentu saja, pelanggan utama adalah mahasiswa, terutama yang kos di sekitarnya.

 

Buka mulai pukul 06.00 pagi, nasi kuning seharga Rp 6.000,- ini isiannya sudah komplit. Ada telur dadar suwir, kacang goreng, mie dan kering kentang. Sambal cabai merah juga selalu tersedia di mangkok ukuran besar.

 

"Kalau lauk ada dadar dan ceplok telur, perkedel, dan mendoan, serta dage," ujar Tuti, pemilik warung.

 

Sejak buka, sudah ada yang mengantri. Kalau makan di tempat, tersedia meja dengan tempat duduk lesehan dan sepasang kursi di bagian teras.

 

"Kebanyakan bungkus. Apalagi pekerja yang mampir sekalian berangkat, mereka biasanya buru-buru," ujar Tuti lagi.

 

Tuti menceritakan awal mula berjualan nasi kuning. Ibunya adalah pedagang nasi rames di rumah. Kemampuan meracik dan mengolah makanan diawali saat membantu ibu menyiapkan aneka lauk untuk warung nasi rames milik keluarganya.

 

Lalu, usaha warung rames makin berkembang. Akhirnya banyak pekerja yang membantu. Berkeinginan punya usaha sendiri dan tidak sejenis dengan warung rames keluarganya, Tuti mulai berjualan nasi kuning. Ternyata responnya bagus.

 

"Mungkin karena terbiasa mengolah makanan untuk nasi rames. Terutama mengolah bumbu, itu kuncinya," ujar Tuti.

 

Selain pelanggan harian, sejumlah mantan mahasiswa yang bernostalgia di Purwokerto, Banyumas juga kerap mampir. Awal buka, Tuti mengaku hanya memasak dua kilogram beras, kini dalam sehari harus menyiapkan tujuh belas kilogram.

 

"Saya masuk kuliah angkatan 2003. Dulu kalau sarapan di sini. Harganya waktu itu masih seribu rupiah. Kalau ke Purwokerto selalu mampir makan di sini," ujar Bayu, asal Bandung yang kini kerja di Semarang.

Berita Terkait

1
2 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral