- Tim tvOne - Ronaldo Bramantyo
Lebih Kekinian dan Tak Pahit, Jamu Di Wonosobo Disajikan ala Cafe
Wonosobo, Jawa Tengah - Minum jamu memang identik dengan rasa pahit dan terkesan kuno. Namun, siapa sangka ditangan Sudaryati pembuat jamu yang merupakan warga Kelurahan Rojoimo, Dusun Mirombo, Kabupaten Wonosobo, jamu yang memiliki kesan pahit dan kuno, dikreasikan menjadi jamu yang lebih kekinian dan dengan beragam rasa.
Beberapa di antaranya yakni jamu latte, milkshake jamu, es krim jamu dan jamu es cincau. Jamu yang dicampur susu ini pun tak melulu disajikan menggunakan air hangat. Jamu kekinian ini pun bisa disajikan dalam keadaan dingin dicampur dengan es.
"Minuman jamu kan selama ini dikenal pahit. Sehingga, anak muda jaman sekarang mendengar namanya saja sudah enggan meminum jamu. Makanya, kami kreasikan jamu kekinian," tutur Sudaryati saat ditemui di rumahnya, Jumat (07/01/2022).
Sudaryati pun menegaskan, walaupun dicampur dengan susu, krim dan es, khasiat dari jamu tersebut tidak akan hilang. Misalnya, jamu jahe merah yang bisa bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Meski disajikan dengan campuran krim, namun tetap bisa menghilangkan rasa masuk angin.
"Contoh lain, jamu kunyit untuk sakit perut atau jamu temulawak untuk penambah nafsu makan. Jadi, kalau anak-anak biasanya tidak suka jamu karena pahit untuk jamu kekinian ini lebih manis," tuturnya.
Untuk membuat jamu kekinian tersebut, Sudaryati pun menggandeng komunitas koki di Wonosobo. Harapannya, selain bisa menggabungkan rasa, juga agar penampilan jamunya lebih menarik dan lebih diminati.
Saat ini, jamu kekinian hasil racikannya mulai merambah ke kafe-kafe yang ada di Wonosobo. Sehingga, diharapkan akan lebih dikenal di kalangan generasi muda saat ini.
"Dengan adanya inovasi ini, diharapkan bisa menarik di kalangan anak muda. Saya berharap, jamu ini bisa seperti kopi yang saat ini tengah disenangi anak muda," tuturnya.
Lebih jauh, Sudaryati menyampaikan, untuk jamu murni buatannya sudah dipasarkan hingga ke mancanegara. Jamu yang mulai dibuat tahun 2013 lalu, saat ini sudah dikirim hingga mancanegara seperti ke Belanda, Suriname, Thailand dan Itali.
"Untuk dalam negeri, hampir di semua kota-kota besar. Seperti Jakarta, Bandung, Surabaya. Tetapi, untuk ke luar negeri sudah lumayan banyak. Kami menjual jamu murni yang berbentuk serbuk instan dan murni 100 persen tidak ada bahan kimianya," terangnya.
Di tempat yang sama, anggota komunitas koki Wonosobo, Setyawan menuturkan, dengan campuran bahan lain ini dimaksudkan untuk menghilangkan rasa menyengat pada jamu. Sebab, selama ini rasa pahit jamu cukup menyengat.
"Untuk rasa jamu biasanya cukup menyengat. Jadi, dengan campuran bahan lain rasa jamu ini akan melebur sehingga akan lebih enak," kata dia. (Ronaldo Bramantyo/dan)