- Tim tvOne - Aditya Bayu
Bawaslu Gandeng Pemilih Pemula Jadi Pengawas Partisipatif Pemilu 2024
Semarang, tvOnenews.com - Bawaslu Kabupaten Semarang menggandeng pemilih pemula sebagai pengawas partisipatif pada Pemilu 2024.
Para pemilih pemula ini merupakan pelajar dari 75 pelajar SMA/SMK di Kabupaten Semarang.
Dalam pelaksanaannya Bawaslu juga memberikan pembekalan materi berupa proses penyelenggaraan pemilu sesuai peraturan perundang-undangan.
Selain itu mereka juga dibekali pengetahuan mengenai tugas pokok Bawaslu.
Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang, Agus Riyanto mengatakan Bawaslu sebagai badan pengawas pemilu mempunyai tiga tugas yaitu pencegahan, penindakan pelanggaran, dan penyelesaian sengketa.
Tugas pencegahan ini merupakan upaya preventif dari Bawaslu agar tidak terjadi pelanggaran pemilu.
"Upaya preventif ini kami lakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama kalangan pelajar agar ikut melakukan pengawasan terhadap tahapan pemilu," kata Agus saat dijumpai pada Kamis (21/9/2023).
Dikatakan lebih lanjut oleh Agus, upaya sosialisasi itu merupakan bentuk kegiatan preventif dengan memberikan pendidikan politik kepada pelajar sebagai pemilih pemula.
“Pada prinsipnya, Bawaslu mengajak semua masyarakat yang melihat terjadinya pelanggaran pemilu dapat melaporkannya kepada Bawaslu. Selain itu, kami juga berharap dengan adanya kegiatan ini para pelajar dapat memahami bagaimana politik yang baik dan dapat aktif menjadi pengawas partisipatif," terangnya.
Ditambahkan oleh koordinator divisi pencegahan, partisipasi masyarakat, dan hubungan nasyarakat Bawaslu Kabupaten Semarang, Muharom Al Rosyid, pelajar menjadi salah satu sasaran sosialisasi karena pada pesta demokrasi nanti akan menjadi pengalaman pertama mereka.
"Mereka harus paham siapa calon pemimpin yang akan dipilih, sehingga tidak bingung dalam memberikan hak pilihnya," imbuhnya.
Sementara itu, koordinator daerah akademi pemilu dan demokrasi (APD) Kabupaten Semarang, Syahrul Munir mengungkapkan pentingnya untuk menggandeng para pemilih pemula atau pelajar.
Mereka ini cukup melek informasi terutama dari media sosial, sehingga diharapkan bisa menjadi pengawas partisipatif terhadap berita hoax kaitannya dengan Pemilu 2024.
"Sehingga sikap kepedulian untuk meluruskan disinformasi tersebut sangat dibutuhkan agar tercipta situasi yang kondusif," ujarnya.
Sebagai pemilih pemula, pelajar didorong untuk dapat mengenali ciri-ciri berita hoax. Di antaranya biasanya menggunakan judul yang hiperbola, memuat ajakan untuk memviralkan, serta berasal dari sumber yang tidak kredibel.
"Jadi mereka harus tahu, menjelang pemilu biasanya sering muncul isu-isu yang berkembang, maka para pelajar harus bisa memilah mana berita sebenarnya ataupun berita bohong agar tidak terpengaruh ikut menyebarkan," pungkasnya. (Abc/Dan)