- Tim tvOne - Abdul Rohim
Bertahan Hadapi Kemarau Panjang, Ini yang Dilakukan Petani di Pati Jawa Tengah
Pati, tvOnenews.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan el nino akan terjadi hingga akhir tahun 2023. Pemanasan permukaan laut ini akan menyebabkan berkurangnya curah hujan.
Berkurangnya curah hujan akibat pemanasan permukaan laut ini berdampak kemarau panjang dengan panas yang tinggi. Hingga awal Agustus ini saja, sejumlah lahan pertanian sudah mengering karena kesulitan pengairan.
Salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terdampak el nino adalah Kabupaten Pati. Menghadapi fenomena el nino, petani di Kabupaten Pati sudah jauh hari mengantisipasi kemarau panjang ini.
Seperti yang dilakukan petani di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo. Petani di desa tersebut memasuki bulan Agustus beralih menanam palawija. Hal itu dilakukan setelah sebelumya petani menanami lahan pertanian mereka dengan padi.
“Curah hujan sudah tidak ada atau menurun, petani ya harus menanam tanaman yang minim air atau tanaman yang tidak butuh air yaitu tanaman palawija,” kata Kamelan, salah satu petani di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Senin (7/8/2023).
Selain untuk mengantisipasi musim kemarau, menanam palawija juga untuk memperbaiki struktur tanah. Salah satu palawija yang ditanam adalah kacang hijau ataupun kedelai. Jenis palawija tersebut dipercaya tidak membutuhkan air banyak, sehingga tanaman masih bisa bertahan hingga panen.
“Hampir tiap tahun ketika memasuki musim kemarau, petani menanamnya adalah palawija. Selain untuk memperbaiki struktur tanah, menanam palawija ini juga tidak memerlukan air atau hemat air,” terangnya.
Untuk perawatan tanaman, petani menyiapkan pompa besar untuk bisa menyedot air sungai yang masih tersisa.
“Untuk kebutuhan air untuk merawat tanaman karena tanaman juga perlu dirawat, kita menaikkan air dari sungai karena di sungai masih ada sisa sisa air,” ungkapnya.
Kamelan menambahkan, model bertani setelah menanam padi dilanjutkan dengan menanam palawija sudah dilakukan turun temurun, walaupun kondisi kemarau panjang. Dengan begitu ketahanan pangan tetap terjaga walaupun terdampak el nino.
“Kita ikuti dari jaman mbah mbah kita dulu kalau musim kemarau ya menanam palawija. Sampai saat ini kita terapkan dan hasilnya memang baik karena tidak butuh banyak air,” pungkasnya. (arm/buz)