- Istimewa
Ridwan Kamil Melepas Kacamatanya, Berlutut Memeluk Ibunda dan Tumpahkan Air Mata, Tangisi Eril yang Sudah Wafat
Hal itu menurutnya, demi menjaga perasaan Ridwan Kamil dan Atalia Kamil serta keluarga besar mereka yang tentu saja sangat terpukul dengan kehilangan Emmeril atau Eril yang tenggelam di sungai Aare, Bern, Swiss, sejak Kamis (26/5/2022).
"Kepulangan keluarga Kang Emil:
1. Tlg ga perlu nanya aneh2. Biar kelak Kang Emil, Bu Cinta & Zara yg bicara duluan. Itu jg kalau mereka mau. Apa lagi tanya2 bgmn perasaan. Kita orang yg gak kenal aja remuknya minta ampun. Apa lagi mereka. Ayo, jurnalistik yg kawan2 lakukan selama semingguan ttg Eril ini, mayoritas cukup baik. Tlg jaga kualitas.
2. Jika Eril ketemu, ga perlu menyoroti hal2 yg gak semestinya (foto jenazah dst.) Ini jg berlaku utk netizen. Ceritakan yg baik2, ambil sudut pandang berbeda, yg meski setitik, bisa jd obat.
3. Kawan, pena kalian itu adlh senjata terhebat di dunia. “Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, sementara satu tulisan bisa menembus jutaan kepala.” Kata Sayyid Qutb. Maka, gunakanlah secara baik.
4. Berbisiklah pd diri sendiri, “Kayanya hal ini, ini, ini, ga perlu sy beritakan deh. Gak elok.”
Wawancara & undangan ke TV - cerpen Surat dari Sungai:
Atalia Praratya atau Atalia Kamil bersama Emmeril Kahn Mumtadz. (ist)
1. Sy hormati permintaan2 yg masuk. Hanya saja, tulisan sy itu udah lebih dr cukup. Udah amat menjelaskan. Biarlah ia berdiri sendiri tanpa perlu menghadirkan sy.
2. Sy lebih senang jika yg kawan2 media bahas adlh karya2 sy, bukan soal sayanya. Sungguh, si J.S. Khairen ini cuma mas2 biasa. Di negara kita ini, mengajak org utk mau baca buku itu sulitnya minta ampun. Maka beritakanlah ajakan2 membaca. Itu jauh lebih baik. Ada banyak pembaca sy di sini yg lebih cocok utk kalian angkat.
3. Bolehkah memunculkan tulisan sy di kanal masing2? Boleh. Selama nyantumin penulisnya, itu udah tepat. Ga perlu minta izin lg. Kemarin udh rame stasiun TV membuat musikalisasinya sendiri2 tanpa perlu izin. Nanti kalau udah agak lega, sy coba dengarkan.
Sbg penutup: Tokoh utama di salah satu novel sy adlh wartawan muda. Sy jg hidup dr seorang ayah wartawan. Bentar lg doi pensiun. Kemungkinan besar pemimpin2 kalian kenal dgn beliau.
Maka, sy lebih senang kita berjumpa secara informal. Bukan demi kepentingan berita, tp demi bertukar pola pikir & cerita. Entah jumpa tak sengaja, jumpa di toko buku, di acara roadshow novel, di jalanan, di mana pun.
Terima kasih. Salam Rohana Kudus, salam Adinegoro. Tentu kawan2 wartawan kenal betul siapa 2 tokoh sejarah ini.
Salam, J.S. Khairen," tulis JS Khairen, Jumat (3/6/2022). (abs)