- tvOnenews.com - Ilham Ariyansyah
Heboh Akses Gang Warga di Kota Bandung Ditembok Pihak Yayasan, Warga Ajukan Protes
Bandung, tvOenews.com - Jalan gang penghubung RT 05/03 di Kelurahan Padjadjaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, ditutup oleh pihak Yayasan Sekolah Trimulya Bandung. Penutupan akses gang tersebut terjadi sejak minggu 22 September 2024 kemarin.
Pantauan tvOnenews dilokasi pada Kamis (26/09/2024), warga yang menolak penutupan tersebut melakukan aksi penolakan dan meminta akses jalan tersebut dibuka kembali oleh pihak Yayasan.
Warga sekitar, Jubaedah menyebut penutupan gang yang merupakan akses lalu-lalang itu sudah beberapa kali dilakukan penutupan oleh pihak yayasan.
Ia menyebut pada kali keempat ini, pihak yayasan Trimulya melakukan penutupan dengan cara ditembok.
"Ini sudah terjadi beberapa kali sudah empat kali, yang kesatu sampai ketiga ada pemberitahuan tetapi yang kemarin keempat tidak ada pemberitahuan sama sekali, tiba-tiba ditembok,"kata Jubaedah dilokasi protesnya.
Buntut konflik jalan itu Jubaedah mengaku telah beberapa kali melaporkan kepada pihak berwenang dan minta segera diselesaikan.
"Kewajiban saya sebagai warga hanya melaporkan saja,"katanya.
Beberapa bulan lalu kata dia, pihak yayasan pernah menutup gang berulang kali namun bisa dibuka kembali lantaran bertepatan pada hari raya Iedul Fitri.
"Penembokan ini sudah empat kali terjadi tetapi waktu itu dibongkar karena saat itu H-4 lebaran lagi banyak kegiatan terus malem-malem abis terawih ditutup yang kedua tidak ada sampai penutupan, tapi ada pemberitahuan ada penutupan surat edaran. Kalau yang sekarang tidak ada pemberitahuan sama sekali, tuturnya.
Jubaedah mengungkapkan, penutupan gang menuju lingkungan RT 05/03 itu sangat berdampak pada keberlangsungan aktivitas warga.
"Dampaknya sangat besar ke masjid lalulalang karena jalan itu jalan keramaian, pedagang pekerja terus ibadah sampe keperluan sehari-hari warga,"ungkapnya.
Sementara juru bicara Yayasan Sekolah Trimulya Bandung, Okta Irfani membantah penutupan gang dilakukan oleh sepihak. Pihaknya menyebut konflik jalan itu sudah terjadi sejak 6 bulan lalu.
"Kami sempat sepakat dengan para penolak seperti bahwa kami akan mengganti jalan 100 persen dari lahan kami, akan tetapi ketika kami mau menyampaikan itu kepada warga yang lain malah menolak karena mereka lebih membutuhkan kompensasi,"kata Okta Irfani.
Kemudian kata dia, warga sepakat meminta kompensasi berupa uang dan sudah diberikan dengan nominal 1,3 milyar.
"Kurang lebih (mendapatkan kompensasi) sekitar 450 kartu keluarga, jadi tiap KK nya berbeda-beda,"pungkasnya
(ila/ fis)