Ratusan mahasiswa ITB saat menggelar aksi unjuk rasa di Gedung Rektorat tolak membayar UKT lewat Pinjol.
Sumber :
  • timtvOnenews.com - Cepi Kurnia

Ratusan Mahasiswa ITB Geruduk Gedung Rektorat Buntut Bayar UKT Lewat Pinjol 

Senin, 29 Januari 2024 - 18:05 WIB

Bandung, tvOnenews.com - Ratusan Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar aksi ujung rasa di depan gedung Rektorat ITB, di Jalan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung Jawa Barat pada, Senin (29/01/2024). Aksi itu buntut viralnya pembiayaan kuliah lewat pinjaman online (Danacita).


Dalam aksi itu akses masuk menuju gedung rektorat ditutup oleh petugas keamanan dan dijaga ketat aparat kepolisian.

Sejumlah perwakilan mahasiswa sempat bersitegang dengan salah satu staf rektorat. Para mahasiswa meminta untuk masuk dan berbicara dengan perwakilan rektorat.

Namun, para mahasiswa tidak dapat masuk dan bertemu dengan perwakilan rektorat. Mereka ingin membahas dengan pihak rektorat.

Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) Muhammad Yogi Syahputra mengatakan aksi ini meminta program pinjaman online (pinjol) untuk biaya kuliah mahasiswa tidak mampu dan berbunga dihapus.

"Menghapus opsi penyelenggaraan dana berupa pinjaman online berbunga,"kata Yogi kepada wartawan, Senin (29/01/2024).

Yogi mengatakan  masih banyak mahasiswa yang tidak dapat membayar uang kuliah tunggal (UKT). Ia menilai kebijakan UKT saat ini tidak berkeadilan. Ia pun mengkritik penggunaan pinjol untuk biaya kuliah bagi mahasiswa yang berbunga.

"Pinjol berbunga tidak berpihak kepada mahasiswa,"katanya.

Sementara menurut Deovie Lentera Hikmatullah (20 tahun) merupakan salah satu mahasiswa ITB yang kesulitan membayar uang kuliah tunggal (UKT) sejak pertama kali menginjakan kaki sebagai mahasiswa ITB di tahun 2020. Tiap semester, ia diharuskan membayar UKT sebesar Rp 12.500.000.

Mahasiswa jurusan teknik biomedis sekolah teknik elektro dan informatika (STEI) ITB ini seringkali mengajukan keringanan UKT. Namun, pihak kampus tidak pernah merespon pengajuan keringanan tersebut dan hanya memberikan penangguhan pembayaran biaya kuliah.

Deovie mengaku masalah ekonomi keluarga yang membuatnya kesulitan membayar UKT. Apalagi, sosok ayahnya hanya seorang pensiunan. 

"Total sisa tunggakan saya mencapai Rp 18.750.000," ucapnya.

Meski belum pernah menerima keringanan UKT, ia mengaku beberapa kali menerima penangguhan biaya kuliah. Deovie pun tetap diperbolehkan kuliah dengan sejumlah pembatasan.

Deovie mengatakan pihak kampus menyarankan untuk menggunakan aplikasi pinjaman online biaya kuliah Danacita. Namun, ia enggan mengambil saran tersebut karena tidak mau berhutang.

(cep/ fis)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral