Sumber :
- Erfan Septyawan
Gagal Panen, Penggilingan Padi di Kuningan Jawa Barat Terancam Gulung Tikar
Rabu, 15 Februari 2023 - 03:27 WIB
Kuningan, tvOnenews,com - Kenaikan harga beras ternyata tidak hanya berdampak pada pedagang pasar di Kuningan, Jawa Barat namun, pabrik penggilingan padi pun merasakan dampaknya.
Seperti salah satu Pabrik penggilingan padi di Desa Kramatmulya, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, biasanya pabrik tersebut memproduksi beras sebanyak 2 ton setiap harinya. Namun saat ini, pabrik tersebut hanya dapat memproduksi 6 kuintal per tiga hari.
Terlihat, pabrik beras tersebut sepi, tidak ada aktivitas penggilingan padi, bahkan sejumlah karyawan pun tidak terlihat di gudang penggilingan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Dewi, salah satu pengelola pabrik beras di Desa Kramatmulya, menurut Sri, saat ini hanya bisa memproduksi pertiga hari sekali.
"Biasanya kita produksi beras setiap hari, kalau sekarang, paling pertiga hari, bahkan bisa sampai lima hari baru produksi, gimana kiriman padi dari petani," ungkapnya.Selasa(14/02/2023).
Lanjut Sri, faktor penyebab terhentinya produksi, karena pasokan padi dari petani yang sedikit, sehingga berdampak pada produksi beras.
"Petaninya ga ada yang kirim, soalnya belum masuk musim panen, terus cuaca juga lagi ga bagus, jadi banyak yang gagal panen," lanjutnya.
Akibat dari langkanya pasokan padi, berdampak pada harga jual padi dari para petani, kata Sri, saat ini harga padi dari petani mencapai 7.000 perkilogram.
"Harga padi dari petani naik, sekarang harganya dari 6.000 sampai paling mahal itu 7.000 perkilogram, biasanya paling mahal itu cuman 5.000 perkilogram," katanya.
Kenaikan harga padi dari kalangan petani, berdampak pada harga jual beras dari pabrik ke pedagang pasar. Saat ini, tambah Sri, harga jual beras premium ke pedagang mencapai 12.000 perkilogram, sedangkan harga beras medium mencapai 11.000 perkilogram.
"Harga jual ke pedagang 12.000 perkilogram untuk beras premium, biasanya cuman 10.000 perkilogram, kalau beras medium sekarang dijual 11.000, biasanya cuman 9.000 perkilogram," tambahnya.
Sementara menurut Ali, salah satu Petani di Kramatmulya, mengatakan, dengan naiknya harga padi, merupakan berkah bagi para petani.
"Dengan adanya kenaikan harga padi ini, ya alhamdulillah kalau buat saya selaku petani," ucapnya.
Kata Ali, faktor penyebab menurunnya pasokan padi dari petani, akibat dari cuaca yang tidak menentu, sehingga banyak petani yang gagal panen.
"Faktor cuaca juga, biasanya kita bisa pasok padi 1 ton, tapi sekarang ini cuman 3 sampai 4 kuintal," katanya.
Menurut Ali, biasanya di bulan Februari hingga Maret ini para petani mulai panen, namun saat ini hanya sebagian petani yang bisa memanen padi.
"Biasanya dibulan kedua atau ketiga sudah panen, tapi kan sekarang kaya gini, paling jual padi basah aja, kalau kering susah, soalnya hujan terus," paparnya.
Akibat dari gagal panen ini, para petani harus menaikan harga jual padi. Ucap Ali, saat ini petani menjual harga padi 7.000 perkilogram.
"Sekarang kita jual padi 7.000 perkilogram, biasanya hanya 4.200 sampai 4.300 perkilogramnya," ucapnya. (esn/ade)