Kepala Bank Indonesia Sebut Bali Alami Inflasi Lebih Tinggi Dari Inflasi Nasional.
Sumber :
  • Alfani Syukri

Kepala Bank Indonesia Sebut Bali Alami Inflasi Lebih Tinggi Dari Inflasi Nasional

Minggu, 5 Juni 2022 - 11:40 WIB

Bali - Berdasarkan rilir BPS Provinsi Bali, pada Mei 2022 inflasi Bali mencapai 0,71% (mtm), itu lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,00% (mtm).

Namun angka tersebut rupanya lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,40% (mtm).

Rendahnya inflasi tersebut bersumber dari kelompok volatile food dan administered prices.

Sementara itu secara tahunan, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 4,3% (yoy), lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat 3,55% (yoy).

Secara diagregasi, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 0,71 (mtm), lebih rendah dibandingkan April lalu yang sebesar 2,3% (mtm).

Hal itu disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho.

‘’Kenaikan harga kelompok volatile food didorong oleh naiknya harga cabai merah, telur ayam ras, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, tongkol diawetkan, dan semangka."

"Naiknya harga komoditas cabai merah maupun komoditas makanan lainnya disebabkan terjadinya kenaikan permintaan menjelang hari raya Galungan dan Kuningan,’’ ujar Trisno.

Tekanan harga pada komoditas ikan-ikanan disebabkan sejumlah nelayan belum beroperasi pasca libur Hari Raya Idul Fitri serta masuknya musim ombak dan air laut pasang. 

Di sisi lain, laju inflasi volatile food tertahan oleh menurunnya harga minyak goreng yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang sempat melarang ekspor CPO di Mei 2022.

Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,39% (mtm), lebih rendah darí bulan sebelumnya (2,43%; mtm). 

Peningkatan harga yang masih terjadi terutama disebabkan oleh peningkatan tarif angkutan udara, rokok putih, dan rokok kretek filter.

"Kenaikan tarif angkutan udara disebabkan cukup tingginya permintaan pasca-arus balik periode libur lebaran,’’ jelasnya.

Fuel surcharge dari pemerintah sebesar 10% untuk mengompensasi kenaikan harga avtur disinyalir juga mempengaruhi naiknya harga tiket. 

Tekanan inflasi juga disebabkan oleh naiknya harga komoditas rokok sejalan dengan peningkatan tarif cukai rokok untuk tahun 2022.

Di sisi lain, inflasi inti (core) tercatat sebesar 0,80% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,32% (mtm), seiring dengan peningkatan permintaan. 

Komoditas utama penyumbang inflasi core adalah canang sari, bimbingan belajar, bioskop, dan sepeda motor. 

‘’Peningkatan harga canang sari dipengaruhi oleh kenaikan permintaan menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan."

"Tekanan harga sepeda motor secara tidak langsung juga dipengaruhi kenaikan PPN. Sementara tarif bioskop meningkat seiring kenaikan permintaan tiket, sejalan dengan lebih longgarnya aktivitas ruang publik,’’ paparnya.

Tekanan inflasi Juni 2022, diperkirakan berpotensi dari kelompok volatile food.

Hal-hal yang dapat menimbulkan tekanan harga antara lain risiko penyebaran penyakit mulut dan kuku yang  berpotensi mengganggu pasokan daging ternak, serta potensi curah hujan yang termasuk menengah tinggi di Provinsi Bali. 

Selain itu, terdapat potensi kenaikan harga canang sari di saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. 

Meskipun demikian, kembali normalnya permintaarn pasca-perayaan HBKN Idul Fitri dan periode cuti bersama diperkirakan berdampak pada penurunan tingkat konsumsi sehingga menahan tekanan harga pada bulan Juni 2022.

Trisno juga menambahkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota senantiasa melakukan koordinasi dalam forum High Level Meeting.

Hal itu bertujuan untuk melakukan pemantauan harga dan stok barang, melaksanakan kegiatan operasi pasar, serta peningkatan Kerja Sama Antar-Daerah (KAD) untuk menjamin ketersediaan barang di Provinsi Bali. (asi) (ree)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral