- Antara
Luar Biasa, Stok Beras NTB Mencapai 30 Bulan
tvOnenews.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan stok cadangan beras yang dimiliki saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 30 bulan atau setara 2,5 tahun ke depan.
"Meski NTB surplus pangan, peningkatan pengadaan tetap penting sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana, fluktuasi harga, dan kerawanan pangan di sejumlah wilayah," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB Aidy Furqan di Mataram, Rabu.
Total cadangan beras saat ini mencapai 160.700 ton yang terdiri atas cadangan beras pemerintah atau CBP sebanyak 158.849 ton dan stok komersial sekitar 1.852 ton.
Cadangan beras sebanyak itu bukan untuk seluruh populasi penduduk melainkan diperuntukkan bagi kelompok tertentu, seperti penerima batuan sosial beras.
Pada 2025, jumlah penerima manfaat bantuan sosial beras di Nusa Tenggara Barat sebanyak 521.185 keluarga. Jika setiap keluarga penerima manfaat memperoleh 10 kilogram beras setiap bulan, maka cadang beras sebanyak 160.700 ton tersebut akan habis selama 2,5 tahun ke depan.
Ratusan ribu ton beras tersebut disimpan pada gudang-gudang Bulog NTB. Selain beras, perusahaan pelat merah itu juga mengelola stok gula, minyak goreng, serta jagung pipilan yang sebagian telah disalurkan untuk kebutuhan peternak dan antar wilayah.
"Ketahanan pangan tidak hanya diukur dari ketersediaan stok, tetapi juga keterjangkauan harga dan pola konsumsi masyarakat," ujar Aidy.
Lebih lanjut ia menyampaikan harga beras medium dan premium di Nusa Tenggara Barat masih berada dalam kisaran harga eceran tertinggi.
Sedangkan, komoditas minyak goreng masih memerlukan perhatian khusus akibat permintaan konsumen yang cenderung meningkat.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Muhamad Riadi menyoroti pentingnya peningkatan serapan gabah sebagai instrumen penyangga harga di tingkat petani.
Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) tahun 2025, produksi padi NTB mencapai 1,69 juta ton gabah kering giling atau setara sekitar 965.644 ton beras.
Riadi menilai serapan Bulog masih perlu ditingkatkan agar mampu mengamankan harga saat musim panen raya.
"Ketika harga terjamin dan biaya produksi menurun, petani akan dengan sendirinya meningkatkan produksi. Ini menjadi kunci keberlanjutan swasembada pangan," pungkas Riadi.(chm)