- irwansyah
Ceriop Decandra, Mangrove Langka Dunia Ditemukan di Pulau Nanga Sira Labu Sawo Sumbawa
Sumbawa, tvOnenews.com – Salah satu jenis mangrove langka dunia, Ceriop decandra, ditemukan tumbuh subur di kawasan hutan mangrove Pulau Nanga Sira, Labu Sawo, Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa, NTB. Mangrove dari famili Rhizophoraceae ini dikenal juga dengan nama lokal bido-bido, tenggar, atau tingi.
Ceriop decandra masuk dalam daftar merah (Red List) International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status Critically Endangered (CR) atau sangat terancam punah. Jenis ini menjadi prioritas konservasi karena terancam oleh hilangnya habitat, perubahan iklim, serta aktivitas penebangan liar—terutama karena batangnya yang kuat dan banyak digunakan sebagai tiang rumah.
Temuan vegetasi langka ini teridentifikasi oleh Hermawan Some, pendiri Komunitas Nol Sampah sekaligus Ketua Konsorsium Rumah Mangrove Surabaya.
Ia menyusuri hutan mangrove tersebut bersama Kepala Desa Penyaring, Abdul Wahab.
"Hutan mangrove Pulau Nanga Sira sendiri telah dikembangkan sebagai kawasan ekowisata sejak tahun 2024. Dengan luas 80 hektare, kawasan ini memiliki jalur tracking sepanjang 750 meter yang menyusuri ekosistem mangrove alami," katanya, Jumat (20/06/2025).
Dikatakan, meski populasi Ceriop decandra di kawasan ini terbilang melimpah, konservasi tetap menjadi kebutuhan utama.
"Pemerintah Kabupaten Sumbawa diharapkan memberi perhatian lebih terhadap perlindungan kawasan ini dengan mendukung kebijakan pelestarian berbasis ekowisata," ungkapnya.
Penting dicatat bahwa, lanjut Hermawan, ekowisata bukan sekadar wisata alam biasa. Terdapat empat prinsip utama dalam ekowisata, yaitu konservasi, pemberdayaan masyarakat lokal, edukasi, dan ekonomi berkelanjutan. Prinsip-prinsip ini perlu diterapkan secara konsisten dalam pengembangan kawasan.
"Keberadaan hutan mangrove sangat vital dari segi ekologi. Mangrove berfungsi sebagai penahan abrasi dan intrusi air laut, peredam ombak tsunami, serta penghasil oksigen tujuh kali lebih banyak dibanding hutan daratan. Akar-akar khas seperti akar lutut, akar tunjang, akar napas, dan akar papan menciptakan tempat berlindung bagi benih ikan dan udang dari predator maupun ombak," katanya.
Selain Ceriop decandra, kawasan ini juga dihuni beragam jenis mangrove sejati dan asosiasi.
"Dari pengamatan awal di sepanjang jogging track sepanjang satu kilometer, teridentifikasi sedikitnya 15 jenis mangrove sejati seperti Avicennia alba, Avicennia marina, Avicennia officinalis, Sonneratia alba, Ceriop tagal, Xylocarpus granatum, Xylocarpus moluccensis, Aegiceras floridum, Acanthus ilicifolius, Excoecaria agallocha, Lumnitzera racemosa, Derris trifoliata, dan Rhizophora mucronata. Selain itu, juga ditemukan belasan jenis mangrove asosiasi yang kemungkinan akan bertambah dengan riset lanjutan," paparnya.