- tim tvone - aris wiyanto
Tangis Menteri Risma Bertemu Pekerja Penyandang Disabilitas di Gianyar, Bali
Gianyar, tvOnenews.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menangis tersedu-sedu dan terharu, karena masih ada pengusaha yang menerima pekerja penyandang disabilitas.
Mensos Risma juga banyak berterimakasih kepada Gusti Ngurah Anom atau lebih dikenal dengan panggilan Ajik Krisna pemilik Krisna oleh-oleh di Bali, yang banyak mempekerjakan penyandang disabilitas di tempat usahanya.
"Terus terang bagi saya, sangat berat sekali saat saya mengetahui saya menjadi Menteri Sosial. Saya bukan hanya menangani orang miskin saja, tapi mereka-mereka yang mempunyai kebutuhan khusus itu terus terang bagi saya sangat berat sekali," kata Risma sambil menangis di momen acara "Launching Produk Pahlawan Ekonomi Nusantara (Pena) Program Pemberdayaan Sosial" di Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (26/3).
"Tapi di tengah perjalanan itu, saya ketemu dengan orang-orang baik, diantaranya salah satunya Bapak Ajik Krisna," imbuhnya.
Menteri Risma juga menyampaikan, dirinya sebenarnya ketakutan kalau tidak bisa membantu para penyandang disabilitas agar meringankan beban hidupnya, karena mereka tidak bisa selamanya bergantung pada orang tuanya.
"Karena suatu saat orang tuanya akan meninggalkan mereka dan mereka harus bisa mandiri. Saya bersyukur, bertemu dengan Pak Ajik Krisna minimal membantu. Kita punya anak bangsa yang luar biasa yang mau menerima segala kekurangan dari kita untuk menjadi sesuatu yang luar biasa," imbuhnya.
Menteri Risma juga selalu berusaha dan bahkan berdoa agar dirinya bisa sebaik mungkin untuk membantu penyandang disabilitas.
"Itu yang selalu saya pikirkan setiap hari di saat saya berdoa. Sementara saya melihat semakin banyak anak-anak yang harus dibantu. Saya terimakasih sudah dibantu meringankan beban mereka," ujarnya.
Selain itu, menurutnya penyandang disabilitas merupakan kelompok rentan yang memiliki kemampuan untuk berdaya, tetapi kurang mendapat kesempatan. Bahkan, mereka juga kerap mendapat diskriminasi dari perusahaan akibat kondisi fisik mereka.
"Yang saya tahu bahwa bukan hanya mereka harus melawan keterbatasannya. Tapi mereka juga seringkali direndahkan oleh orang-orang di sekitar mereka. Itulah yang sangat berat, karena mereka harus berjuang di saat mereka katanya orang memiliki kekurangan tapi bagi saya bukan," ujarnya.
Risma juga memuji rencana Ajik Krisna yang ingin membangun pabrik makanan pie susu dengan mempekerjakan 100 persen para difabel.
“Memang tidak mudah mencari orang seperti Ajik yang mau menerima seperti itu. Tapi nanti kalau Ajik bisa membuktikan, kalau mereka (kaum difabel) tidak beda bahkan saya ada di tempat lain mereka jauh lebih semangat, lebih produktif,” ujarnya.
Sementara, Ajik Krisna juga menuturkan niatnya untuk membuat pabrik dengan tenaga 100 persen difabel yang didasari karena pengalamannya mempekerjakan difabel. Saat ini, dirinya mempekerjakan 70 difabel dari total 350 karyawannya. Ia mengaku mengevaluasi kinerja difabel pasca pandemi dan menemukan jika pekerja difabel memiliki kinerja yang lebih baik.
“Setelah pandemi kita mengevaluasi anak-anak difabel ternyata kinerjanya jauh lebih rajin dibandingkan dengan kita yang normal,” ujarnya. (awt/hen)