- tim tvone - aris wiyanto
Drawing Piala Dunia U-20 Batal Digelar di Bali, Guru Besar Unud Sebut Buruk untuk Pariwisata Bali
Bali, tvOnenews.com - Pengamat sekaligus Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana (Unud), Prof Dr Drs I Putu Anom sangat menyayangkan Pulau Bali batal menjadi tuan rumah official drawing atau pengundian Piala Dunia U-20 di 2023.
Pengundian Piala Dunia U-20 2023 tersebut rencananya digelar di Gedung Ksirarnawa Taman Werdhi Budaya Art Center, Jumat (31/3).
Anom mengatakan, setelah G20 di 2022 lalu, Pulau Bali diharapkan bisa mendapatkan event-event yang bagus sekali dan bisa didorong, serta didatangkan atau dilaksanakan di Pulau Dewata, sehingga bisa mendorong pariwisata di Bali.
"Kan begitu intinya. Kalau ini sudah bagus ada event ajang sepak bola untuk U-20 dan ini bagus sekali sebenarnya. Tapi, yang mendadak kemarin itu kan gara-gara Israel, dalam artian tidak diterima, yang baru saya tahu beritanya itu dari Gubernur Bali dan Gubernur Jawa Tengah. Alasannya mereka, kita taulah alasannya," kata Anom.
Ia juga menyebutkan, bahwa dengan adanya hal itu pihaknya dan para pelaku industri pariwisata di Bali banyak yang terkejut. Karena, lima hari sebelum official drawing terjadi pembatalan.
Namun, untuk kedepannya tentu citra pariwisata Bali terdampak dengan adanya penolakan Timnas Israel dan adanya pembatalan official drawing di Bali. Dampak yang jelas bila nantinya batal seluruh agenda U-20 di Bali yang paling dirugikan adalah pelaku pariwisata di Bali.
"Kalau batal sekali, sudah jelas dampak kepada kita komponen pariwisata. Kalau sepak bola dunia tidak hanya delegasi yang datang tapi suporter juga datang dan itu berputar dari berbagai negara itu peserta maupun suporter lain. Itu putaran uang triliunan bukan sedikit untuk Indonesia," ujarnya.
"Iya kita di Bali, jelas rugi dari segi pariwisata. Itu kan urusan gubernur kami, kita masyarakat sebenarnya dan saya sih welcome saja. Kalau itu, urusan dengan Israel itu kan urusan kewenangan (Pemerintah Pusat). Saya punya pola pikir, kalau urusan luar negeri itu kewenangan Pemerintah Pusat lainnya halnya Pemerintah Pusat itu melarang," jelasnya.
Ia juga menyatakan, dampak selanjutnya citra Bali di mata internasional dan umpamanya hanya di Bali dan di Jawa Tengah tidak terjadi ada laga U-20 karena menolak Timnas Israel. Namun, di tempat atau di daerah lainnya ternyata tidak menolak dan ternyata Timnas Israel datang dan pelaksanaan berjalan lancar Bali bisa dinilai tidak baik.
"Lain halnya kalau Indonesia total menolak, itu kan lain cerita. Kalau Bali menolak kan ada sesuatu, apakah Bali ini pilih-pilih terima wisatawan kan seperti itu. Tapi sebenarnya itu, dari pihak industri maupun kita dan masyarakat tidak seperti itu pendapatnya," ujarnya.
"Ini kan hanya kebijakan pemimpin kami saja. Jadi kedepan, tetap para industri maupun kita semua akan mempromosikan (Bali). Itu, hanya pemimpin kami, sebenarnya kami welcome itu bisa kita rilis di tingkat internasional. Kita, harapkan di Bali atau industri kita itu ada humas yang bisa memberikan info yang jelas kepada wisatawan," jelasnya.
Ia juga menegaskan, bahwa efek olahraga level dunia seperti Piala Dunia tentu sangat besar dampaknya untuk pariwisata kepada yang menjadi tuan rumah dan ini bisa menggaet sport tourisme.
Sementara, bila hal tersebut dibatalkan digelar di Bali tentu yang dirugikan adalah sektor industri pariwisata yang telah menyelesaikan jasa salah satunya UMKM di Bali.
"Yang jelas industri dan masyarakat kita (dirugikan). Pariwisata, yang menyediakan jasa tidak hanya industri dalam artian private sektor, swasta dan masyarakat kita. Baik UMKM maupun daya tarik wisata semua dirugikan. Kan orang batal berkunjung," ujarnya.
Namun, saat ditanya apakah ada pengaruh akan berkurang kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dengan ramainya Bali menolak Timnas Israel dan adanya pembatalan official drawing U-20 di Bali. Menurutnya, untuk penurunan kunjungan wisatawan mancanegara dampak karena menolak itu tidak akan terjadi karena turis juga tahu yang menolak itu Gubernur Bali saja dan masyarakatnya masih welcome.
Namun, yang akan kecewa nanti masyarakat di Bali karena bila berlaga di Bali ditolak karena Timnas Israel tetapi Timnas Israel bisa berlaga di daerah lain di Indonesia yang menjadi pengganti Bali.
"Saya kira tidak (penurunan wisman) kan orang tahu ini gubernurnya dan masyarakatnya welcome dan masyarakat tidak rasis. Apalagi nanti, jadi diadakan di Indonesia, di Bali saja tidak, kita bisa ngomong, kita kecewa kepada pemimpin," ujarnya.
Seperti diketahui, Gubernur Bali I Wayan Koster menolak Tim Nasional Sepak Bola Israel berlaga di Bali dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia. Ia pun mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI.
Surat bernomor T.00.426/11470/SEKRET perihal Penolakan Tim Israel bertanding itu ditandatangani Wayan Koster pada 14 Maret 2023.
"Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali. Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan tim dari negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali," bunyi isi surat tersebut. (awt/hen)