Dua Oknum TNI Terlibat dalam Kasus Pembunuhan Kacab BRI
Jakarta, tvOnenews.com - Polda Metro Jaya mengungkap perkembangan terbaru kasus penculikan dan pembunuhan Kepala KCP Bank BRI, Muhammad Ilham Pradipta.
Dari hasil pendalaman, motif utama para pelaku adalah menguasai dana dari rekening dormant, yakni rekening bank yang tidak aktif dalam jangka waktu tertentu karena tidak ada transaksi debit maupun kredit.
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menjelaskan, tersangka berinisial C alias Ken bersama DH dan AAM sempat menggelar pertemuan untuk membahas eksekusi.
C diketahui memiliki informasi penting terkait rekening-rekening dormant di Bank BRI. Dari informasi itu, C dan DH memutuskan menculik korban untuk memaksa pemindahan dana ke rekening penampungan.
Ilham Pradipta diculik pada Rabu, 20 Agustus, di area parkir sebuah supermarket di Pasar Rebo.
Sehari kemudian, jasadnya ditemukan di semak-semak kawasan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, dalam kondisi mengenaskan dengan tangan, kaki, dan wajah terikat lakban hitam.
Polisi telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus ini. Mereka dikelompokkan berdasarkan peran masing-masing, mulai dari aktor intelektual, tim penguntit, tim penculik, hingga kelompok eksekutor.
Lebih lanjut, penyidikan juga mengungkap adanya keterlibatan dua oknum anggota TNI.
Tersangka berinisial Serka N diduga masuk dalam klaster eksekutor, sementara Kopda FH diduga terlibat dalam proses penculikan.
Dari tangan Kopda FH, penyidik Pomdam Jaya menyita uang sebesar Rp40 juta yang diduga berasal dari tindak pidana tersebut.
Kasus tewasnya Ilham Pradipta tidak hanya menyingkap aksi kejam penculikan dan pembunuhan, tetapi juga membuka praktik sindikat pembobolan rekening dormant yang berpotensi merugikan banyak pihak.