news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Timnas Indonesia U-19 2013.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Kilas Balik Timnas Indonesia U-19 2013: Juara Piala AFF hingga Perkasa atas Korea Selatan, Akhirnya Malah Antiklimaks

Memorabilia Timnas Indonesia U-19 2013 ketika Garuda Muda arahan pelatih Indra Sjafri membentuk skuad dengan filosofi tici taca yang membuat publik terkagum.
Kamis, 18 Desember 2025 - 06:14 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Pelatih Indra Sjafri kerap diidentikkan dengan pengembangan pemain muda. Terbaru, ia dipercaya untuk memimpin Timnas Indonesia di SEA Games 2025.

Berulang kali ia dipecat jika gagal, namun ada sejumlah keberhasilan dari sang pelatih yang masih diingat, tepatnya ketika memimpin Timnas Indonesia U-19 pada 2013.

Saat itu, filosofi umpan-umpan pendek atau tici taca diterapkan. Fenomena tersebut sebetulnya merupakan hal baru bagi sepak bola Indonesia.

Pun halnya bakat-bakat potensial seperti Evan Dimas, Hansamu Yama, Maldini Pali serta Ilham Udin Armaiyn lahir dari rahim Timnas Indonesia U-19 era itu.

Juara Piala AFF U-19 bahkan permalukan Korea Selatan ketika bersaing menuju Piala Asia U-19 2014 jadi bukti efektivitas filosofi baru tersebut.

Akan tetapi, inkonsistensi jadi masalah bagi Garuda Muda. Mereka mendadak tenar, undangan banyak pihak tak terelakan hingga puncaknya tur Nusantara.

Momen tersebut mengharuskan para pemain muda ini uji sparing dengan puluhan klub lokal yang disiarkan di stasiun televisi swasta. Euforia jelas ada di setiap sudut rumah.

Namun, petaka justru muncul dari sini. Filosofi tici taca pada akhirnya tak berjalan saat event sesungguhnya. Para pemain kelelahan lantaran dianalogikan seperti mesin yang tak kenal istirahat.

Timnas Indonesia U-19 hancur lebur di Piala Asia. Pun halnya di kejuaraan berikutnya. Talenta menjanjikan mereka bertahun-tahun selanjutnya hilang bak digulung ombak.

Lalu, bagaimana kisah hebat Timnas Indonesia U-19 2013 asuhan Indra Sjafri yang justru jadi bumerang untuk mereka?

Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.

 

Kisah ini diawali ketika prestasi Timnas Indonesia tak kunjung membaik. Pencapaian hebat mereka terjadi dua dekade sebelumnya saat raih emas SEA Games 1991.

Situasi ini diperparah dengan dualisme kepemimpinan antara PSSI dengan KPSI hingga berujung pada sanksi FIFA dua tahun berikutnya.

Walau begitu, angin segar datang ketika pelatih Indra Sjafri menyeleksi beberapa pemain dari pelosok negeri untuk skuad Timnas Indonesia U-19.

Saat itu, Timnas Indonesia U-19 akan tampil di Piala AFF 2013. Seperti biasanya, kurang mumpuninya kompetisi berjenjang membuat metode seleksi jadi andalan.

Nama-nama yang nantinya bersinar seperti Evan Dimas hingga Hansamu Yama lahir dari hasil seleksi itu. Setelah terpilih beberapa pemain, berangkatlah mereka ke Sidoarjo.

Didapuk sebagai tuan rumah Piala AFF 2013, Timnas Indonesia U-19 berada satu grup dengan Brunei, Myanmar, Vietnam, Thailand serta Malaysia.

Datang dengan kondisi sepak bola internal yang tidak baik-baik saja, berada satu grup dengan negara-negara kuat tersebut membuat Timnas Indonesia U-19 tak diunggulkan.

Mengejutkan, filosofi ala Pep Guardiola yang dua tahun sebelumnya antarkan Barcelona raih treble Eropa diterapkan oleh Indra Sjafri ke anak didiknya.

Asia Tenggara yang awam akan filosofi tersebut terkejut. Meski sempat kalah dari Vietnam dan ditahan imbang Malaysia, Garuda Muda sukses sapu bersih laga sisa.

Evan Dimas, Maldini Pali, Ilham Udin Armaiyn dan Muchlis Hadi seolah menari-nari di lapangan. Tiket ke semifinal pun digenggam. Timor Leste menanti meski pada akhirnya sukses digulung.

Di final, Vietnam yang mengalahkan mereka di fase grup kembali jadi batu sandungan. Dukungan dari puluhan ribu suporter di Stadion Gelora Delta Sidoarjo bikin semangat Timnas Indonesia U-19 membara.

Timnas Indonesia U-19 lalu sukses bungkam Vietnam lewat babak adu penalti dengan skor 7-6. Eksekusi dari Ilham Udin Armaiyn jadi penentu gelar pertama Piala AFF bagi Garuda.

Sebulan kemudian, generasi itu melanjutkan kisah manis mereka di Kualifikasi Piala Asia U-19 2014. Sapu bersih semua laga babak penyisihan grup dijalankan. 

Yang paling memorable adalah saat Evan Dimas Cs kalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2 di bawah guyuran hujan di Stadion GBK. Tiket ke Piala Asia U-19 kini dalam genggaman.

Hasil Akhir

Timnas Indonesia U-19 2013
Sumber :
  • ANTARA Bengkulu

 

Juara Piala AFF U-19 hingga lolos Piala Asia U-19 menimbulkan anggapan kalau skuad ini merupakan generasi emas yang sejak lama memang ditunggu-tunggu.

Sejumlah bonus, undangan dari sejumlah pihak dan tur Nusantara ke puluhan kota di Indonesia selama setahun menjadi ganjaran bagi prestasi anak-anak muda ini.

Kendati demikian, hal itulah yang jadi senjata makan tuan untuk Timnas Indonesia U-19. Kemampuan mereka yang terus diforsir pada akhirnya kehabisan bensin juga.

Di putaran final Piala Asia U-19 2014 Myanmar, skuad Indra Sjafri kalah di semua laga fase grup, masing-masing atas Uzbekistan (1-3), Australia (0-1) serta Uni Emirat Arab (1-4).

Timnas Indonesia U-19 lalu pulang dengan status juru kunci grup B Piala Asia U-19 2014. Euforia hingga sambutan saat kepulangan seperti sebelumnya tak lagi didapat.

Bahkan, nama-nama bintang muda atau wonderkid dari Timnas Indonesia U-19 satu persatu menghilang seolah terbawa angin yang sangat kencang.

Lebih dari satu dekade setelahnya, tercatat hanya Hansamu Yama saja alumni Timnas Indonesia U-19 2013 yang masih berkarier di level tertinggi sepak bola nasional.

Sedangkan yang lain entah bagaimana nasib mereka. Sang kapten Evan Dimas bahkan sempat viral karena kondisi tubuhnya yang alami perubahan drastis.

Maka dari itu, pengelolaan bakat muda yang benar dan juga hindari euforia berlebihan saat mencapai sebuah prestasi mesti dijunjung tinggi sebagai bahan evaluasi.

(han)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:02
02:56
15:03
10:35
06:54
01:00:11

Viral