news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Pelatih Timnas Indonesia U-23 Indra Sjafri dan Hokky Caraka.
Sumber :
  • tvonenews.com - Taufik Hidayat

Bukan Jens Raven atau Mauro Zijlstra, Media Vietnam Akui Hokky Caraka Jadi Striker Timnas Indonesia Paling Merepotkan Myanmar

Media Vietnam ramai soroti tajam nasib tragis Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025. Kemenangan atas Myanmar belum cukup mengantarkan Garuda ke Semifinal.
Sabtu, 13 Desember 2025 - 19:47 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Langkah Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 harus terhenti secara menyakitkan, meski menutup fase grup dengan kemenangan 3-1 atas Myanmar.

Hasil tersebut nyatanya belum cukup mengantarkan Garuda Muda ke semifinal, karena Indonesia kalah dalam perhitungan selisih gol dan produktivitas dibanding Malaysia.

Situasi ini langsung menjadi sorotan tajam media Vietnam. Salah satunya Soha, yang tanpa ragu melabeli permainan Indonesia sebagai tidak bertanggung jawab dan menilai tersingkirnya sang juara bertahan sebagai sesuatu yang pantas terjadi.

Skuad Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025
Sumber :
  • Antara

 

Dalam laporannya, Soha mengutip pendapat pakar sepak bola Vietnam, Phan Anh Tú, yang menyebut kegagalan Indonesia bukanlah tragedi besar.

"Indonesia bermain tidak bertanggung jawab dan pantas tersingkir dari SEA Games 33!"," tulis media Vietnam, Soha, dalam tajuk laporannya.

Menurutnya, performa Garuda Muda sejak laga awal sudah menunjukkan banyak masalah mendasar, terutama di lini serang.

Phan Anh Tú menilai Indonesia tampil tanpa koordinasi yang jelas. Meski kualitas umpan dinilai cukup baik, pergerakan para penyerang justru dianggap buruk.

Timnas Indonesia U-22 Vs Myanmar
Sumber :
  • Timnas Indonesia

 

Para striker dinilai sering salah membaca arah bola, kehilangan sentuhan, dan minim kreativitas di sepertiga akhir lapangan.

Ia bahkan menyoroti aspek stamina dan kesadaran posisi pemain depan Indonesia yang dianggap jauh dari standar tim juara.

Dari sudut pandangnya, tersingkirnya Indonesia merupakan konsekuensi logis dari persiapan yang tidak matang dan sikap bermain yang dinilai kurang bertanggung jawab.

Kritik serupa juga diarahkan pada performa individu pemain depan.

Media Vietnam menilai Mauro Zijlstra nyaris tak memberikan dampak berarti sepanjang laga, sementara Rafael Struick juga disebut tampil lesu dan gagal menjadi pembeda sejak menit awal.

Timnas Indonesia U-22 Vs Myanmar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/NAY/sth/foc.

 

Namun menariknya, sorotan justru mengarah pada satu nama yang dinilai paling merepotkan pertahanan Myanmar, yakni Hokky Caraka.

Meski tidak mencetak gol, Hokky disebut sebagai sosok yang paling merepotkan barisan belakang lawan.

Kehadirannya memaksa Myanmar menempatkan dua pemain untuk menjaganya setiap kali ia menguasai bola, terutama saat berada di sekitar kotak penalti.

Situasi ini secara tidak langsung membuka ruang bagi pemain lain, termasuk Jens Raven yang akhirnya mencetak dua gol di menit-menit akhir.

Komentator Vietnam, Tuan Anh, bahkan mempertanyakan keputusan pelatih Indra Sjafri yang tidak langsung memainkan Hokky sejak awal.

Pelatih Timnas Indonesia U-23 Indra Sjafri dan Hokky Caraka
Sumber :
  • tvonenews.com - Taufik Hidayat

 

"Melihat perkembangan di babak kedua, sangat sulit untuk memahami performa pelatih Indra. Karena di babak pertama, kita melihat Rafael Struick dan banyak pemain lain, dari gelandang hingga penyerang, bermain cukup buruk dan lesu," kata Anh, dilansir Soha.

Ia menilai perubahan permainan Indonesia baru terasa ketika Hokky masuk dan lini depan menjadi lebih hidup.

"Babak kedua menyaksikan Hokky Caraka memperkuat serangan. Meskipun striker itu tidak mencetak gol seperti Raven, kehadirannya menciptakan lebih banyak ruang bagi rekan-rekan setimnya," tambahnya.

Di sisi lain, Jens Raven mendapat pengakuan positif karena mampu memaksimalkan peluang yang sebelumnya terbuang.

Dua golnya di menit 88 dan 90+5 sempat menghidupkan harapan Indonesia, meski akhirnya tetap gagal lolos.

Indonesia sendiri dinilai terlalu bergantung pada bola mati, khususnya lemparan ke dalam Robi Darwis.

Pola tersebut mudah dibaca dan diantisipasi Myanmar, sehingga serangan Garuda Muda kerap mentok di area berbahaya.

Pada akhirnya, kemenangan 3-1 justru terasa pahit. Media Vietnam menilai Indonesia menyia-nyiakan terlalu banyak peluang emas, termasuk dua bola yang membentur mistar gawang.

Selisih satu gol dari tiket semifinal pun menjadi luka terbesar. (asl)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral